Hengky Kurniawan bersama orang tua dan empat kakaknya tinggal di rumah sederhana warisan sang nenek.
Rumah itu hanya memiliki dua kamar. Jadi saat malam tiba, sebagian tidur di kamar, sebagian lagi di ruang tengah.
Karena keterbatasan ekonomi pula, keluarga ini jarang membeli barang, termasuk baju. Makanya baju-baju yang dipakai Hengky saat kecil merupakan baju turunan dari kakak-kakaknya.
“Apalagi mainan. Sampai nangis-nangis pun tidak akan dibelikan karena nggak ada uang,” ucapnya.
Untuk membantu sang ayah, kakak Hengky yang pertama dan kedua pun bergantian menjadi kernet. Ia sendiri belum bisa membantu, karena saat itu masih kecil.
Sang ayah, Leo Medhi Purwanto, pun banting setir menjadi pemasok makanan ringan dengan mengambil barang dari pasar kemudian dimasukkan ke warung-warung.
“Saat itu sudah kelas 1 SD. Kalau di rumah ada stok barang, saya suka bawa chiki dan permen ke sekolah,"