Umbu sendiri sudah mulai menulis sejak di bangku SMP.
Pada tahun 1960, karya tulis Umbu pertama kali dimuat dalam majalan Mimbar Indonesia dengan ruang 'Fajar Menyingsing'.
Ia selalu berusaha meningkatkan diri sehingga puisinya akhirnya menembus 'Ruang Budaya' pada tahun 1962.
Sajak-sajaknya pun dimuat dalam majalah Mimbar Indonesia, Gajah Mada, Basis, Gema Mahasiswa, Mahasiswa Indonesia, Gelanggang, dan Pelopor Yogya.
Tahun 1965, sekeluarnya dari UGM, Umbu sempat menganggur hingga akhirnya menjadi redaktur mingguan Pelopor Yogya.
Peolopor Yogya mulai naik daun, sebab karya puisi dari kepawaian Umbu dalam satu halaman setiap kali terbit.
Umbu juga terkenal dengan julukannya sebagai Presiden Malioboro.