Find Us On Social Media :

Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, Indonesia Kembali Kehilangan Putra Terbaiknya, Penyair Besar Umbu Landu Paranggi Meninggal Dunia Usai Jalani Perawatan Intensif Sejak Sabtu

By Arif B, Rabu, 7 April 2021 | 07:21 WIB

Umbu Landu Paranggi meninggal dunia

GridPop.ID - Indonesia kembali dirundung duka.

Putra terbaik bangsa di bidang sastra, Umbu Landu Paranggi, meninggal dunia pada Selasa (06/04/2021).

Umbu Landu Paranggi menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar.

Baca Juga: Bibit Siklon Masih Terpantau di Lawut Sawu Selatan NTT, BMKG Peringatkan Hujan Petir Disertai Angin Kencang

Kabar duka ini telah dikonfirmasi oleh penyair Wayan Jengki Sunarta saat dihubungi Tribun Bali, Selasa (6/4/2021).

Jengki menerangkan, Umbu memang sudah menjalani perawatan di rumah sakit sejak Sabtu, 3 April 2021, lalu.

"Indonesia kembali kehilangan putra terbaiknya di bidang sastra," kata Jengki, Selasa (6/4/2021).

Baca Juga: Tekad Nikah Muda Sudah Bulat Tapi Restu dari Sule Malah Tersendat, Jeffry Reksa Pasrah Hadapi Tantangan Berat dari Calon Mertua

Sementara itu, berita duka ini juga menjadi trending di twitter pada hari Selasa (6/4/2021) dengan judul "Presiden Malioboro", disusul trending dengan hastag #MaiyahBerduka.

Salah satunya unggahan duka ini dicuitkan akun Twitter @kenduricinta.

"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun... Duka kami, mengantarmu ke huma yang sejati. Bapak Umbu Landu Paranggi #MaiyahBerduka", tulis akun @kenduricinta.

Melansir dari Tribun Jogja, ribuan netizen yang termasuk penggemar Presiden Malioboro ini mengungkapkan rasa duka melalui kolom komentar.

Baca Juga: Pantas Sanggup Luluhkan Hati Putri Tunggal Megawati, Ternyata Ini Profesi Suami Puan Maharani yang Buat Dapur Tetap Ngebul, Statusnya di Perusahaan Bukan Kaleng-kaleng!

"Innalilahi wa innailahi rajiun. Selamat jalan guru puisiku. Walau ragamu telah dipanggil yang maha kuasa. Puisimu akan selalu menemani para pujangga." tulis akun @ndnrilha.

Umbu Landu Paranggi lahir di Sumba, Nusa Tenggara Timur, 10 Agustus 1943.

Dikutip dari Kemdikbud, ia menyelesaikan Sekolah Rakyat dan Sekolah Menengah Pertama di Sumba, menempuh Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta.

Baca Juga: 5 Tahun Lalu Terbukti Langsung Manjur, Nagita SLavina dan Raffi Ahmad Putuskan Gunakan Cara yang Sama Saat Hamil Rafathar untuk Dapatkan Anak Kedua, Langsung Berguru Pada Ahlinya

Kemudian, ia melanjutkan studi ke Fakultas Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta hingga tahun 1965.

Umbu sendiri sudah mulai menulis sejak di bangku SMP.

Pada tahun 1960, karya tulis Umbu pertama kali dimuat dalam majalan Mimbar Indonesia dengan ruang 'Fajar Menyingsing'.

Ia selalu berusaha meningkatkan diri sehingga puisinya akhirnya menembus 'Ruang Budaya' pada tahun 1962.

Baca Juga: Kerap Berpenampilan Seksi dan Terbuka Pamerkan Lekuk Tubuhnya, Anya Geraldine Tiba-tiba Tampil Tertutup dalam Balutan Hijab dan Gamis

Sajak-sajaknya pun dimuat dalam majalah Mimbar Indonesia, Gajah Mada, Basis, Gema Mahasiswa, Mahasiswa Indonesia, Gelanggang, dan Pelopor Yogya.

Tahun 1965, sekeluarnya dari UGM, Umbu sempat menganggur hingga akhirnya menjadi redaktur mingguan Pelopor Yogya.

Peolopor Yogya mulai naik daun, sebab karya puisi dari kepawaian Umbu dalam satu halaman setiap kali terbit.

Baca Juga: Sampai Buat Najwa Shihab Berkomentar, Intip Potret Cantik Dian Sastro Kenakan Gaun Monokrom Bak Putri Korea

Umbu juga terkenal dengan julukannya sebagai Presiden Malioboro.

Julukannya itu lahir dari aktivitasnya dengan penyair dan penulis Yogyakarta di Malioboro, Yogyakarta.

Ia sering bertemu, berkumpul, dan berbincang-bincang tentang masalah-masalah kebudayaan.

Julukan ini juga tak lepas dari peran Umbu sebagai pengasuh Persada Studi Klub (PSK) yang didirikan tanggal 5 Maret 1969.

Baca Juga: Sempat Tak Restui Hubungan Anaknya, Sule Kini Beri Syarat Jeffry Reksa Jika Mau Nikahi Putri Delina: Minimal Punya...

Studi klub itu bertujuan menyalurkan bakat dan minat kalangan muda yang tertarik pada kesenian, khususnya kesastraan.

Tahun 1975, ia meninggalkan Yogyakarta dan pindah ke pulau Dewata.

Di Bali, Umbu melanjutkan dedikasinya dalam berpuisi dan mengajar calon-calon penyair.

Baca Juga: Sesumbar Ingin Nikah Muda Meski Baru 5 Bulan Pacaran, Jeffry Reksa Harus Mampu Penuhi Syarat Dari Sule Satu Ini Agar Bisa Persunting Putri Delina

Adapun beberapa murid dari Umbu yang sempat mencut dalam dunia sastra, seperti Nyoman Tusthi Eddy dan Raka Kusuma.

GridPop.ID (*)