GridPop.ID - Masih ingat dengan fenomena warga desa Tuban yang ramai-ramai memborong beli mobil mewah?
Warga Desa Sumurgeneng sampai dijuluki Desa miliarder Tuban yang mendadak kaya usai mendapat ganti rugi miliaran rupiah dari pembebesan lahan PT Pertamina.
Setelah beberapa waktu tak terdengar kabarnya, kini santer beredar isu bahwa warganya kini hanya memliki uang sisa sebesar RP 50 juta.
Dilansir dari TribunWow, isu tersebut dibantah oleh sang kepala desa, Gihanto.
Gihanto memperkirakan sisa uang warganya paling sedikit masih mencapai angka Rp 1-1,5 miliar.
"Saya kira tidak sampai segitu, itu kan hanya pengakuannya saja," ujar Kades kepada wartawan, Jumat (9/4/2021).
Namun Gihanto tak menampik banyak warga yang uangnya habis untuk membelikan aset.
"Kalau perasaan saya biasa saja, uang warga banyak untuk membeli aset," terangnya.
Salah seorang warga bernama Wantono yang mendapat ganti rugi dari PT Pertamina sebesar RP 24 miliar, langsung membeli mobil Xpander meski dirinya belum bisa menyetir.
"Belum pernah, biasa nyupir traktor di tegalan," kata Wantono sedikit tertawa.
"Tapi satu hari sudah bisa diajari nyetir mobil sama teman saya," lanjutnya.
Selain untuk membeli mobil, Wartono mengaku memanfaatkan uangnya untuk membeli tanah di tempat lain sebagai investasi. Sedangkan sisanya masih ditabungkan.
"Kalau sisa lahan masih kita gunakan untuk bertani, ada yang disewakan juga," jelas Wantono.
Sebelumnya fenomena warga Desa Tumeneg yang ramai-ramai membeli mobil ini sempat mendapat perhatian dari Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, Kadek Ambara Jaya.
Ia sempat takut jika warga ke depannya warga akan jatuh miskin.
Diberitakan GridPop.ID sebelumnya, Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia Kadek Ambara Jayapun mengaku prihatin dengan fenomena ini.
Kadek mengaku khawatir jika masyarakat yang kini jadi milyader itu mendadak jatuh miskin karena tidak bisa mengelola keuangan mereka.
"Kalau ini (terancam miskin) terjadi, saya yang salah, karena tidak mengawal dan mendampingi mereka," kata Kadek.
Kadek menjelaskan, pihaknya akan melakukan riset sosial untuk memetakan kondisi warga di tiga desa tersebut.
Riset sosial itu akan dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga.
"Kita akan gandeng tim riset dari Lembaga Antropologi Untuk Riset dan Analisa dalam rangka membangun cetak biru CSR (corporate social responsibility) perusahaan berbasis kearifan lokal," ungkapnya.
Pihaknya juga ingin melibatkan warga dalam berbagai program padat karya.
Program itu merupakan salah satu upaya kehadiran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tengah masyarakat.
Sebelum melibatkan warga, Pertamina Rosneft akan memberikan pembinaan dan pelatihan. Sehingga, masyarakat memiliki skil yang baik.
GridPop.ID (*)