GridPop.ID - Berita duka datang dari Kerajaan Inggris.
Jumat (09/04) kemarin, pihak Istana Buckingham mengumumkan Duke of Edinburgh atau Pangeran Philip wafat.
Melansir dari Kompas.com, Pangeran Philip mengembuskan napas terakhir di Kastil Windsor pada usia 99 tahun.
Ini seperti wasiat Pangeran Philip semasa hidup.
Ia menyebut ingin meninggal di rumahnya sendiri.
Diketahui, Kastil Windsor selalu disebut sebagai rumah dan Istana Buckingham sebagai kantornya.
Kabar duka ini tentu meninggalkan kesedihan bagi orang yang ditinggalkan, termasuk Ratu Elizabeth II.
Pasalnya seperti yang dikutip dari Intisari Online, perjalanan cinta Ratu Elizabeth II dan Pangerap Philip untuk melangkah ke jenjang pernikahan tidaklah mudah.
Sebelum Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth menikah di Westminster Abbey pada 20 November 1947, ternyata ada penentangan sengit di lingkungan kerajaan.
Philip dari Yunani dianggap oleh banyak orang istana tidak cocok menjadi pasangan Putri yang saat itu berusia 21 tahun.
Philip dinilai sombong dan berasal dari latar belakang yang tidak sesuai untuk Putri.
Dengan wajahnya yang tampan, ada juga yang takut bahwa Philip tidak akan setia.
Paman Philip yang ambisius dan licik, Lord Louis Mountbatten, bertekad bahwa tidak ada yang akan menghalangi keponakannya menikahi Elizabeth.
Penelitian tentang Pangeran Philip: The Plot to Make a King telah menemukan dokumen yang sebelumnya tidak dipublikasikan, mengungkapkan perebutan kekuasaan.
Mereka juga mewawancarai beberapa teman dekat Philip untuk penelitian itu.
Kisah cinta Elizabeth dan Philip dimulai pada tahun 1939.
Selama kunjungan rutin Kerajaan ke Dartmouth Naval College di mana Philip sebagai seorang calon perwira, Mountbatten mengatur keponakannya untuk mendampingi Putri Elizabeth dan Margaret.
Bagi Elizabeth, hari suramnya berubah oleh pemuda gagah itu dan Mounbatten memastikan Philip selalu berada di sisi Elizabeth.
Elizabeth tergila-gila pada Philip, keduanya sibuk saling surat-menyurat dan diklaim Elizabeth tidak pernah melirik Pria lain selain Philip.
Philip melayani Inggris dengan segala perbedaannya selama perang, dan dia tetap berhubungan dengan Elizabeth.
Kepada seorang petugas pencatat percakapan Philip mengaku bahwa pamannya punya ide untuk Philip menikahi Elizabeth dan Philip sendiri sangat menyukai Elizabeth.
Di Istana Buckingham dan para politisi ada kekhawatiran tentang romansa mereka akan berkembang.
Sejarawan Piers Brendon mengatakan, "Mereka pikir Philip bukan seorang gentlemen. Mereka mengira dia kasar, tidak sopan dan arogan."
Mereka menduga Philip mungkin tidak setia pada Elizabeth.
Pernikahan orangtua Philip sendiri berakhir setelah ibunya menderita masalah mental.
Namun, batu sandungan terbesar adalah perkawinan tiga saudara perempuan Philip dengan anggota Nazi.
Pada tahun 1937, Philip difoto di Jerman pada pemakaman saah seorang saudari bersama dengan barisan prajurit yang memberi hormat kepada Nazi.
Mountbatten masih membantu memperjuangkan Philip dan mendorong pernikahan Elizabeth dan Philip, namun Philip meminta pamannya untuk tidak terlalu ikut campur.
Sejarawan kerajaan Christoper Wilson mengatakan, "Mereka tidak suka Philip dan mereka kejam kepadanya."
Pada kunjungan ke Skotlandia tahun 1946, Philip mengumpulkan keberanian untuk melamar Elizabeth.
Elizabeth sangat senang dan langsung menerimanya, tetapi sang Raja masih tidak yakin.
Dia bersikeras menunda setahun untuk memberi putrinya waktu untuk mempertimbangkannya.
Elizabeth tak goyah dengan keinginannya menikahi Philip dan Mountbatten melobi para jurnalis dan politisi untuk mendukung mereka.
Pada tahun 1947, Philip diberikan kewarganegaraan Inggris yang memungkinkan Istana Buckingham menganggapnya sebagai seorang pria Inggris.
Setelah itu, Philip dari Yunani berubah menjadi Philip Mountbatten.
GridPop.ID (*)