GridPop.ID - Ayam menjadi salah satu sumber protein hewani bagi masyarakat luas.Baru-baru ini, banyak yang menyebut jika harga ayam anjlok.Dilansir dari laman kompas.com, hampir tiga pekan harga ayam di tingkat peternak terus turun, yakni sejak Maret hingga awal April.
Baca Juga: Khirani Trihatmodjo dan Gayanti Hutami Beranjak Dewasa, Intip Gaya Busana 2 Cucu Cendana yang Kenakan Kebaya hingga Dress dengan Belahan Dada RendahSaat ini, harga ayam livebird (di tingkat peternak) di beberapa daerah hanya Rp 7.000 per kg. Padahal, biaya produksi di kisaran Rp 18.000-19.000 per kg. Hal itu disampaikan Wakil Sekjen DPP Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Abbi Angkasa Perdana Darmaputra dalam diskusi daring bersama Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB), Senin (6/4/2020). “Peternak (ayam) menangis. Peternak tengah berduka,” ujar Abbi.
Jika banyak peternak yang berduka karena turunnya harga ayam, nasib lain justru dirasakan oleh Firman.Diketahui, selain dijual daging serta telurnya, ayam dengan jenis tertentu juga banyak digunakan untuk berbagai kompetisi sehingga harganya bisa melambung setelah mendapatkan prestasi.Bahkan, ayam yang dimiliki oleh Firman, Warga Desa Bayuning, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat ini memiliki ayam selangit.
Baca Juga: Ogah Bikin Pusing Diri Sendiri Pasca Banyak Komentar Julid Menghampiri, Ashanty Pilih Diam Saat Pernikahan Atta-Aurel Tuai Pro Kontra: Disimpen Aja...Biasanya ayam dijual puluhan ribu, peliharaan milik Firman pernah ditawar hingga Rp 130 juta.Dilansir dari laman tribunnews, FIrman pun membeberkan keisti,ewaan ayam peliharaannya yang lain daripada yang lain.Firman mengatakan, ayam tersebut bukan ayam lokal yang biasa dipelihara warga.“Ini ayam impor yang sejak umur tiga bulan dapat beli dari importir serta dipelihara untuk kegiatan usaha budidaya,” kata Firman di sela aktivitasnya mengurus ayam, Sabtu (10/4/2021).Menurutnya, ayam yang ditawari harga tinggi itu dimpor dari Thailand yang populer disebut mister telek.
“Untuk jenisnya itu koyngon dan sekarang umur ayam di kandang sudah mencapai satu tahun delapan bulan,” ujarnya.
Baca Juga: Hadiahi sang Kekasih Boneka Teddy Bear Segede Gaban, Rizky Billar Tulis Kalimat Panjang Lebar Saking Terharunya Lihat Lesti Kejora Semringah: Sesuatu yang Gak TernilaiAyam tersebut, kata Firman, memiliki karakter berbeda dengan ayam–ayam lainnya saat berlaga.“Teknik saat abar (laga) ayam ini rajin menggulung, pukul kanan kiri juga main. Nah, untuk masalah perawatan tentu sebanding dengan kualitas ayam seperti memberikan vitamin dan jamu itu sebagai menu sehat ayam laga,” katanya.Alasan Firman tak melepas ayam itu meski ditawar Rp 130 juta karena ia fokus pada budidaya dan belum terpikirkan untuk mengambil keuntungan penjualan.“Kami enggak kasih ayam ini. Emang dari awal lagi fokus pengembangabiakan dan ayam ini sering dikawinkan untuk mendapat bibit berkualitas juga,” ujarnya.Tidak hanya ayam dari Thailand, Firman mengaku budidaya ayam di tempatnya memang mayoritas unggas impor. Bahkan, ada ayam yang diimpor dari Jerman.“Untuk jenis ayam ini samo dan kami beli indukan dari Jerman melalui importir di Bandung dengan harga 16 juta. Pada waktu itu, ayam itu umur 3 bulan dan sekarang masuk usia dewasa dan telah menghasil keuntungan cukup besar juga,” katanya.Ia menjual anak ayam berusia tiga bulan dari indukan Jerman ini seharga Rp 6 juta per ekor.Mengenai pasar, ucap Firman, pembeli berasal dari berbagai kota dan daerah di Indonesia bahkan ada juga dari luar negeri.
Baca Juga: BCL Khusyuk Berdoa di Depan Makam Ashraf Sinclair , Netizen Justru Berdebat Bahas Penampilan Ibunda Noah Sinclair“Mereka (pembeli) itu dari Sulawesi, Kalimantan, dan mayoritas daerah di Pulau Jawa juga. Namun untuk ke luar negeri itu, pernah ada pembeli dari Malaysia,” katanya. GridPop.ID (*)