“Jadi dia belum diperbaiki kondisinya sampai 2020 ini, makanya di sana kemungkinan kegagalan banyak terjadi. Kemungkinan kegagalan dari alat, kemungkinan dari medianya, dan juga kemungkinan dari hubungan dengan yang lain bagaimana,” tambahnya.
Bagi Wisnu, jika kapal selam KRI Nanggala-402 hanya hilang kontak semestinya bisa diperbaiki atau di-takedown sebelum kapal berlayar.
“Itu harus dipastikan dulu, bahwa hilang kontak dalam tanda petik tidak wajar ini harus sejauh mungkin dihindarkan,” ujarnya.
Dalam pandangannya, Wisnu lebih lanjut menuturkan dibalik insiden kapal selam KRI Nanggala-402 juga ada kemungkinan sabotase.
“Ada kemungkinan, mungkin, mungkin loh ya, ada sabotase atau yang lain dari negara-negara tertentu. Saya tidak memungkiri kemungkinan itu.