Find Us On Social Media :

Radhar Panca Dahana Tutup Usia karena Sakit, Begini Sepak Terjak sang Sastrawan dengan Beragam Julukan Ini: Menulis Cerpen Saat Duduk di Bangku Kelas 5 SD!

By Andriana Oky, Jumat, 23 April 2021 | 18:02 WIB

Budayawan dan sastrawan Radhar Panca Dahana meninggal dunia.

GridPop.ID - Kabar duka tengah merundung dunia seni Indonesia setelah salah satu sastrawan dan budayawan terbaiknya, Radhar Panca Dahana meninggal dunia.

Radhar Panca Dahana meninggal dunia di usianya yang ke- 56 tahun.

Dilansir dari Wartakotalive.com, Radhar Panca Dahana meninggal usai menjalani perawatan di RYmah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.

Radhar Panca Dahana meninggal dunia usai terkena serangan jantung.

Baca Juga: Bak Serigala Berbulu Domba, Paman Nathalie Holscher Tuding Anak-anak Sule Sering Manfaatkan Ibu Sambungnya demi Popularitas: Dia Baik Cuma nih Orang Muna

"Saya tahu tadi jam 20.30 WIB dari kakak saya dan istrinya almarhum," kata Ratih (54), adik dari Radhar.

Namun, nyawa almarhum tak dapat tertolong usai serangan jantung menimpa dirinya dikala sedang menjalani perawatannya.

"Jam 7 itu dia masih tau dia katanya kritis. Sebelumnya jam 7 itu kena serangan jantung. Terus masih diusahakan. Tapi ternyata katanya sudah meninggal dunia," jelasnya.

Kepergian Radhar meninggalkan duka bagi keluarganya.

"Kesedihan kita yaitu kita berasa kehilangan sekali," kata Ratih.

Baca Juga: Seakan Sudah Move On Secara Kilat, Rachel Vennya Pamer Potret Kedekatannya dengan Seorang Pengusaha Muda, Pacar Baru?

Ratih bercerita semasa hidup almarhum dikenal sebagai sosok yang tangguh dan bertanggung jawab terhadap keluarganya.

Merujuk artikel terbitan Kompas.com, Radhar Panca Dahana memiliki julukan yang sangat beragam.

Selain itu, Radhar pun bergiat sebagai pekerja dan pengamat teater. Puluhan esai, kritik, karya jurnalis, kumpulan puisi, naskah drama, pertunjukan teater, dan beberapa buku tentang teater telah dihasilkannya.

Radhar Panca Dahana memang dianugerahi bakat menulis. Ketika masih duduk bangku kelas lima sekolah dasar, ia sudah mampu menulis sebuah cerita pendek "Tamu Tak Diundang."

Baca Juga: Jauh dari Kesan Mewah, Deretan Orang Terkaya di Indonesia Ini Justru Asyik Makan di Warung Kaki Lima, Intip Potretnya yang Merakyat!

Pada saat duduk di bangku kelas dua SMP, ia menjadi redaktur tamu majalah Kawanku. Selama beberapa bulan, ia membantu menyeleksi naskah cerpen dan puisi yang masuk.

Ia mulai mengarang cerita pendek, puisi, dan membuat ilustrasi ketika duduk di kelas tiga SMP.

Beberapa karyanya, di antaranya, dimuat di majalah Zaman, yang waktu itu redakturnya adalah Danarto.

Karier Radhar sebagai jurnalis pemula semakin berkembang ketika ia diterima bekerja di harian Kompas.

Valens Doy, wartawan senior berpengaruh, menempatkannya sebagai pembantu reporter atau reporter lepas.

Baca Juga: Raffi Ahmad Langsung Umumkan ke Seantero Negeri Saat Nagita Slavina Hamil Anak Kedua, Netizen Justru Salah Fokus dengan Harga Baju Istri Sultan Andara Saat Pamer Test Pack

Ia diminta menulis rubrik apa saja, seperti olahraga, kebudayaan, pendidikan, berita kota tentang kriminalitas, dan hukum.

Akan tetapi, pekerjaannya sebagai jurnalis terhenti saat orang tuanya tidak mengizinkannya bekerja.

GridPop.ID (*)