GridPop.ID - Negara India saat ini tengah menjadi sorotan dunia lantaran dihantam tsunami covid-19.
Negara dengan penduduk paling banyak kedua itu sampai mengalami krisis akibat kurangnya persiapan melawan gelombang besar covid-19.
Berbagai kisah pilu sekaligus ngeri yang dilakukan para penduduk yang pesimis pun satu per satu mulai terumbar ke publik.
Bahkan seorang profesor asal India yang kini bekerja di Amerika Serikat menyebut tsunami Covid-19 mengubah wilayah India menjadi neraka.
Melansir kontan.co.id, peningkatan kasus Covid-19 di India, lima hari hingga Senin (26/4/2021) dilaporkan mencetak rekor tertinggi dunia.
Rumah sakit dan para tenaga medis kewalahan menerima dan merawat pasien Covid-19 di India.
Tidak ada tempat tidur pasien yang tersisa dan banyak pasien yang harus berbagi kasur dengan pasien yang lain.
Banyak penderita Covid-19 di India tidak mendapatkan ruangan di rumah sakit, hingga banyak dari mereka meninggal di area parkir.
Mereka meninggal di saat menunggu kamar kosong yang mereka harapkan bisa ditempati.
Pihak rumah sakit bahkan mengeluarkan pemberitahuan khusus tak dapat menangani pasien yang terburu-buru.
Kondisi krisis semacam itu rupanya tak cuma terjadi di rumah sakit yang menangan para pasien covid-19.
Melansir Kompas.com, sebuah momen memilukan menunjukkan seorang anak tega menelantarkan ibunya begitu saja karena Covid-19.
Polisi di Kanpur, Uttar Pradesh, menjerat si pria karena sudah membuang ibunya yang positif trinfeksi virus corona.
Otoritas setempat bergerak setelah mendapati video viral, memperlihatkan perempuan tengah terbaring di jalanan.
Warga lokal segera menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit. Namun, ibu itu meninggal saat mendapat perawatan.
Kejadian ini hanyalah sebagian kecil dari segudang kisah memilukan yang menghantam India ditengah perjuangannya melawan covid-19.
Tak sedikit nyawa yang harus melayang akibat gelombang kedua covid-19 yang jauh lebih menular dan mematikan ini.
Media setempat memberitakan, kematian terjadi setelah pasien tidak mendapatkan oksigen maupun ruang perawatan.
Oksigen menjadi barang yang paling dicari di India, yang tengah menghadapi serangan mutasi ganda virus corona.
Diwartakan BBC via Kompas.com, harga alat medis penunjang lainnya seperti konsentrator oksigen juga ikut meningkat.
Karena begitu langkanya alat bantu pernapasan dan ruang perawatan, banyak pasien akhirnya meninggal.
Lainnya dilaporkan memilih bunuh diri dengan meloncat dari atap karena kurangnya perawatan di rumah sakit.
Dr Gautam Singh, yang bekerja di unit gawat darurat RS New Delhi, memohon agar oksigen dikirimkan karena tempatnya kehabisan.
"Pasien saya sekarat. Tolonglah kirim lebih banyak kepada kami," jelas Dr Singh di media sosialnya.
"Saya merasa kesulitan karena pasien saya harus terus melewati tantangan jam demi jam," jelas Dr Singh.
GridPop.ID (*)