GridPop.ID - Akhirnya teka-teki perempuan pengirim sate beracun yang tewaskan bocah kelas 4 SD terkuak.
Polres Bantul pun mengklaim pihaknya telah mengantongi ciri-ciri perempuan pengirim sate beracun tersebut.
Hal ini pun telah dikonfirmasi oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bantul, AKP Ngadi.
Dikatakan Ngadi, paket sate beracyn tersebut dikirim oleh seorang perempuan yang ditaksir berusia 25 tahun.
Ciri-cirinya berkulit putih dengan tinggi badan berkisar 160 sentimeter.
“Baru ciri-ciri, untuk identitasnya semoga tidak lama lagi," lanjut Ngadi, seperti yang dikutip dari Grid.ID.
Pihaknya pun kini sedang mencocokkan keterangan saksi dengan kamera pemantau di sekitar lokasi kejadian.
Yang mana dari keterangan saksi, wanita misterius itu menitipkan makanan untuk dikirimkan dari sekitar Stadion Mandala Krida Yogyakarta, pada Minggu (25/4/2021).
Dengan perkembangan penyidikan sejauh ini, Ngadi yakin pengirim sate beracun itu bisa segera ditangkap.
Lebih lanjut, pihaknya pun kini telah mengantongi hasil pemeriksaan laboratorium di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DIY dimana didapati bumbu sate tersebut mengandung racun jenis C.
“Racun ini mudah didapatkan di tempat umum,” imbuh dia.
Seperti yang dikutip dari Tribun Jateng, Naba Faiz Prasetya (8) merupakan korban pembunuhan salah sasaran setelah tewas makan sate beracun.
Pasalnya, sate beracun itu sebelumnya adalah orderan offline yang diterima sang ayah, Bandiman.
Pria yang akrab disapa Bandi itu menjelaskan, kronologi awal kejadian itu bermula ketika dirinya habis istirahat dan seusai menunaikan Salat Ashar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta.
Tiba-tiba Bandi dihampiri oleh perempuan tak dikenal dan ia dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate bakar ke wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya. Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke pak Tomy. Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi Ojol," jelasnya.
Sore itu juga Bandi bergegas menuju rumah penerima paket yang berada di daerah Kasihan, Kabupaten Bantul.
"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut. Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama pak Hamid," ungkap dia.
Sesampainya di rumah tujuan penerima paket, Bandi lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yang diberikan oleh perempuan yang ia temui di masjid.
Telepon Bandi pun direspons oleh Tomy.
Namun terjadi proses konfirmasi yang cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.
"Saya tanya, lah ini paket sudah sampai alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa kamu saja pak, buat buka puasa," terang dia.
Setelah pemilik rumah enggan menerima paket kiriman misterius itu, Bandi kemudian pulang menuju rumah dengan membawa satu paket sate bakar.
Sesampainya di rumah, istrinya bernama Titik Rini dan NFP kemudian membuka paket sate bakar yang dibawa oleh Bandiman.
Bandiman, beserta istri dan NFP kemudian memakan sate tersebut.
Tak berselang lama, NFP yang memakan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yang pahit.
"Pas saya makan itu gak apa-apa. Ternyata racunnya itu ditaruh dibumbunya. Anak saya bilang bumbunya pahit. Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.
Karena panik Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, NFP sudah tak tertolong lagi.
GridPop.ID (*)