Perkuliahan yang biasa digelar dengan cara tatap muka menjadi pertemuan secara daring atau online.
"Saya tinggal di hostel semacam asrama, Ini hostel utk mahasiswa asing, alhamdulillah kami berkumpul dengan mahasiswa Afganistan, Afrika, Kamboja, dan juga dari Kenya," ujarnya.
Setelah lockdown Covid-19 pertama, mereka berharap bisa menjalani kuliah tatap muka kembali. Sebab, saat itu kasus virus corona sudah mulai menurun.
Pemerintah setempat pun membuka angin segar untuk mahasiswa tentang rencana membuka kembali perkulian secara tatap muka
"Alhamdulillah pada covid-19 pertama itu masyarakat benar-benar mematuhi prokes (protokol kesehatan) dan manut betul pada pertauran pemerintah."
Bahkan, kata dia, akhir tahun 2020, Menteri Kesehatan India menyampaikan bahwa kondisinya negara dan penanganan pemerintah India terhadap pandemi virus corona cukup baik.
"Itu terbukti kurang lebih ada 1,3 juta masyarakat India sudah divaksin," ucap Mujtaba.
Perkuliahan pun direncanakan dibuka kembali pada 14 Februari 2021 secara offline atau tatap muka langsung.
Akan tetapi harapan tersebut sirna karena India kembali diterjang badai pandemi Covid-19 untuk kedua kalinya.
Virus varian barunya lebih berbahaya dalam penularan maupun infeksinya ketimbang badai pertama virus corona.
Kasus infeksi Covid-19 yang meninggi disertai angka kematian secara signifikan memaksa pemerintah setempat kembali mengambil kebijakan lockdown.