Risiko perceraian pada pernikahan usia remaja tetap tertinggi dan risiko percerian pada pernikahan usia akhir 20-an atau awal 30-an tetap paling rendah.
Namun, risiko perceraian pada usia pertengahan 40-an justru meningkat dan hampir menyamai risiko perceraian pada usia remaja.
Menurut para peneliti di IFS, ketika dikaitkan dengan jenis kelamin responden, ras, usia, pendidikan, tradisi agama, dan riwayat seksual, tren perceraian meningkat pasca usia 30-an.
Faktanya, setelah melewai usia 32 tahun, kemungkinan perceraian meningkat hingga 5 persen setiap tahun.
Sementara itu, peneliti di University of Maryland melakukan survei khusus terhadap wanita dan menemukan bahwa usia terbaik untuk menikah adalah usia antar 45-49 tahun.
Ini memicu sedikit pertentangan antara peneliti dari Maryland dan Utah. Philip Cohen dari Maryland mengatakan, studi oleh Nick Wolfinger dan Brad Wilcox dari Utah tidak mengungkap banyak tentang analisis data mereka.
Selain itu, Wolfinger dan Wilcox juga disebut tidak memperhitungkan durasi pernikahan.