Mau tak mau ia dan rekan-rekan mesti mengantar jenazah hingga tengah malam ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gandus yang oleh pemerintah setempat dikhususkan untuk makam pasien Covid-19.
Bahkan dalam satu hari ia sampai bolak-balik sebanyak empat kali untuk mengantar jenazah ke TPU tersebut.
Pria tersebut menceritakan kekhawatirannya saat mengantar jenazah, yakni hazmatnya sempat robet dan masker yang ia kenakan terlepas dari wajah.
"Ketika pulang ke pos, saya jadi gelisah. Karena pas merokok rasanya hilang. Kalau demam sih nggak, cuma hilang perasa saja," ujarnya.
"Sehari setelah itu saya kembali normal. Saya sih perkirakan waktu itu terpapar.
Tetapi tidak terlalu saya rasakan. Karena imun saya kuat. Hanya aktivitas saya kurangi dulu sampai sehat," ujarnya.
Namun berlatar karena misi kemanusiaan, maka rasa cemas yang sempat menghampiri hilang begitu saja.
"Kalau bertugas pakai hazmat karena kita juga jaga-jaga (tidak tertular).