GridPop.ID - Angka kasus positif Covid-19 kembali melonjak dalam beberapa pekan terakhir.
Melansir dari Kompas.com, per Selasa (13/7/2021) kemarin saja terjadi penambahan 47.899 kasus harian.
Skenario terburuk pun tengah dijalankan pemerintah untuk mengatasi penambahan pasien yang dirawat di rumah sakit dan menekan angka kematian.
Ada yang menjalani perawatan di rumah sakit, namun tak sedikit pula yang isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Adapun yang menjalani isolasi mandiri adalah pasien tanpa gejala ataupun yang mengalami gejala ringan.
Berbicara soal isolasi mandiri, tampaknya masih banyak masyarakat yang kebingungan dengan durasi isolasi mandiri yang tepat.
Banyak yang berpikir setelah menjalani isoman selama 10 hari maka sudah sehat.
Menanggapi kebingungan ini, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi, dr Ronald Irwanto, SpPD-KPTI, FINASIM pun angkat bicara.
Dikatakannya, jika individu yang terkonfirmasi positif bebas gejala dan kondisinya baik sembilan hari setelah munculnya gejala pertama, maka isoman dilakukan 10 hari ditambah tiga hari.
Hal ini didasarkan pada pedoman yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Kondisi Terkini Ustaz Abdul Somad Diungkap sang Sahabat, Begini Fakta Sebenarnya
Pedoman dari WHO ini memang berbeda dengan pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Ya, CDC menganjurkan durasi isoman yang sedikit lebih singkat, yakni 10 hari ditambah satu hari sejak gejala pertama muncul.
"Jika pasien baik, sehat, aman sentosa, bebas gejala, bebas komplikasi, kondisinya baik, minimal isolasi 13 hari. Karena, dihitung 10 hari ditambah tiga hari bebas gejala," ujar dr. Ronald, Senin (12/7/2021), dikutip dari Nakita.ID.
Selain soal durasi isoman, hal lain yang juga menjadi perdebatan adalah terkait tes PCR.
Rupanya, seseorang yang melakukan isoman dan sudah bebas dari gejala setelah 13 hari, maka sudah bisa bebas isolasi tanpa harus mengulang tes PCR, Moms.
Namun, jika memiliki gejala yang cukup berat, individu tersebut bisa melakukan tes PCR.
Akan tetapi, interpretasi hasil tes PCR tidak bisa dilakukan sendiri melainkan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan atau konsultan infeksi.
"Yang menentukan bukan Anda, tapi konsultan infeksi, bagaimana interpretasinya," ucap Ronald.
GridPop.ID (*)