Tran Loi menikahi Luu Cam dan dengan cepat melahirkan seorang cucu yang sehat.
Keluarga itu membayangkan mengenai pernikahan yang bahagia, berkumpul dengan anak-anak dan cucu-cucu mereka serta menikmati hari tua.
Namun yang terjadi justru tak seperti yang dibayangkan ketika Tran Loi tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal dunia.
Duduk diam di sofa di rumah yang luas itu, pasangan suami istri Tran memandangi album tua yang menguning bersama-sama dan menangis tanpa henti.
Mereka melihat foto anak laki-lakinya yang belajar naik sepeda dan mulai mengingat masa-masa menyenangkan ketika mereka bersama.
Foto ini diambil 40 tahun yang lalu. Anak laki-laki di foto itu tak lain adalah Tran Loi, putranya.
Pada saat pasangan lansia Tran kesakitan karena meninggalnya putra satu-satunya, Luu Cam sang menantu datang membawa putranya mengunjungi kakek-neneknya.
Melihat menantu dan cucunya, Tran tersenyum cerah dan segera berbalik.
Mata Luu Cam dan putranya juga merah, seolah-olah mereka baru saja menangis.
Menantu perempuan itu membawa cucunya berkunjung, membuat pasangan Tran merasa sedikit lebih bersemangat.
Luu Cam membawa makanan dan ingin memasak makanan yang layak untuk mertuanya.
Di meja makan, Tran mengeluarkan surat wasiat yang dibuatnya tiga bulan sebelumnya.