Find Us On Social Media :

Awalnya Punya Efikasi Tinggi untuk Lawan Varian Delta, Kini Vaksin Ini Justru Punya Efektivitas Lebih Rendah Dibanding Sinovac

By Lina Sofia, Sabtu, 17 Juli 2021 | 20:01 WIB

Vaksin Sputnik V disebut ampuh menangkal virus COVID-19 varian Delta.

GridPop.ID - Sebagian masyarakat Indonesia pernah atau bahkan menunda dirinya untuk mendapat vaksinasi Covid-19.

Hal itu karena demi mendapatkan vaksin dengan efikasi yang lebih baik.

Diketahui ada pun mereka menolak untuk diberi suntikan vaksin Sinovac yang memiliki efikasi paling rendah di antara vaksin-vaksin yang lain.

Apalagi, vaksin Sinovac sendiri juga sampai tidak diakui di beberapa negara seperti di Singapura, Thailand.

Di Thailand pada akhirnya memilih untuk menggabungkan vaksin Sinovac dengan vaksin AstraZeneca.

Alasan mereka mewakili ketakutan sebagian besar masyarakat dunia, yaitu ketakutan akan ganasnya varian Delta.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Berbayar Tuai Polemik, Presiden Jokowi Resmi Cabut Rencana Penjualan Vaksin di Kimia Farma, Kini Semua Vaksin Tetap Gratis!

Jadi, di Thailand, masyarakat akan mendapatkan dosis pertama vaksin menggunakan Sinovac, sementara dosis kedua menggunakan vaksin AstraZeneca.

Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, termasuk rekor 54.517 kasus pada Rabu (14/7/2021), diyakini sebagian besar pakar dipicu oleh varian Delta.

Sinovac, yang mendominasi sebagian besar vaksin Covid-19 di Indonesia pun kemudian menjadi bulan-bulanan cercaan warganet.

Memang, menurut para ahli, di Indonesia saat ini hanya ada dua vaksin yang mampu menghadapi varian Delta.

Vaksin pertama adalah AstraZeneca yang menggunakan vektor virus simpanse yang kekurangan replikasi.

Menguti dari Intisari.ID dari data Public Health England (PHE) menyebutkan bahwa vaksin AstraZeneca sanggup meningkatkan perlindungan tingkat tinggi terhadap varian Delta, yaitu mencapai 92 persen.

Baca Juga: Cara Jitu Agar Tak Alami Efek Samping, Siapkan 6 Hal Ini Sebelum Mengikuti Vaksin Covid-19

Sementara vaksin kedua yang dianggap cukup andal hadapi varian Delta adalah Pfizer-BioNTech.

Sebuah studi dari PHE menunjukkan bahwa suntikan dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech efektif mencegah rawat inap pada pasien yang terinfeksi varian Delta.

Jumlah pasien yang terhindar dari rawat inap dan kematian namun telah menerima dua dosis vaksin tersebut mencapai 96%.

Sebuah angka yang luar biasa yang membuat kabar akan datanganya 50 juta dosis vaksin Pfizer disambut dengan gembira oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Ya, seperti diketahui, Kementerian Kesehatan dan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE telah mencapai kesepakatan terkait pengiriman 50 juta dosis vaksin Pfizer yang dinamakan BNT 162b2 sepanjang tahun 2021.

Namun, kegembiraan masyarakat Indonesia seiring dengan datangnya vaksin Pfizer bisa jadi akan segera meredup.

Baca Juga: Bantu Pembentukan Imun Maksimal, Hindari Mengonsumi 4 Jenis Makanan Ini Sebelum dan Sesudah Vaksin

Sebuah laporan yang disampaikan oleh Israel menyebut bahwa vaksin Pfizer-BioNTech kini telah mengalami penurunan efektivitas.

Pada Juni lalu, Kementerian Kesehatan Israel melaporkan bahwa efikasi dari vaksin Pfizer-BioNTech dalam mencegah infeksi dan penyakit bergejala telah turun jauh.

Jika pada bulan Mei vaksin Pfizer-BioNTech memiliki efikasi 95%, kini vaksin tersebut hanya memiliki efikasi sebesar 64%.

Sebuah angka yang sangat kecil. Bahkan jika dibandingkan dengan vaksin Sinovac yang selama ini telah menjadi 'kambing hitam' lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, khususnya pada para tenaga kesehatan.

Melansir dari Kompas.com para ahli vaksin mengatakan bahwa sulit untuk sebuah penelitian dalam menentukan efektivitas vaksin Covid-19 secara akurat.

"Kita hanya perlu menyatukan semuanya sebagai potongan-potongan kecil teka-teki, dan tidak terlalu membebani satu angka," kata Natalie Dean, ahli biostatistik di Emory University.

Baca Juga: WHO Sebut Semua Vaksin Covid-19 Efektif Lawan Virus Corona Varian Delta, Faktanya Bikin Tercengang!

Studi baru yang dilakukan belum lama ini terhadap vaksin Pfizer dalam melawan varian Delta, disebutkan bahwa diperlukan dosis booster atau suntikan penguat, dikutip dari News Medical.

Perusahaan pengembang vaksin mRNA tersebut tengah menunggu izin pengembangan suntikan booster Covid-19 yang disebut akan dapat melindungi dari infeksi yang disebabkan varian Delta, atau varian virus corona lainnya.

Vaksin COVID-19 Pfizer telah terbukti 95 persen efektif dalam uji klinis skala besar yang sedang berlangsung terhadap strain SARS-CoV-2 asli.

Pfizer memperkirakan bahwa dosis ketiga vaksinnya dapat meningkatkan titer antibodi penetral lebih banyak.

Saat ini, mereka sedang melakukan uji praklinis dan klinis untuk memvalidasi hipotesis tersebut.

Baca Juga: Covid Menggila, Ternyata Keganasan Varian Delta Mampu Dilumpuhkan oleh Vaksin Jenis IniGridPop.ID (*)