"Raut wajah ibunya seperti berharap ada pembeli yang datang," ungkapnya.
Ia bersama kedua istrinya sepakat untuk memberi uang sekaligus menghargai pedagang kecil secara terhormat.
"Akhirnya diputuskan kita beli minumannya, tapi kita menawar ke harga yang lebih tinggi," beber dia.
Ia menambahkan, es tebu yang dijual pedagang itu belum banyak yang terjual.
"Saat didatangi, aku tanya sudah laku berapa sampai sore ini, ibu itu menjawab baru terjual empat gelas," tambahnya.
Kisah terkait soal penjual es tebu, seorang penjual es tebu berhasil naik haji setelah menabung dari penghasilan menjual es tebu selama 14 tahun.
Dikutip dari Grid.ID, Abdul sang penjual es tebu berama istrinya Mukhilsoh menabung sebagian hasil penjualan es tebunya di celengan bambu.
Akhirnya pada tahun 2018 bulan Haji nanti pasutri tersebut akan berhaji, menjadi tamu Allah di Tanah Suci Mekkah.
"Kami bisa mendaftarkan diri tahun 2010 pun karena dibantu dengan dana talangan dari bank. Dan, alhamdulillah tahun ini bisa melunasi," kata Mukhlisoh seperti dikutip dari Surya.co.id, Rabu (11/7/18).
Abdul Hamid dan Mukhlisoh juga menceritakan usaha tak kenal lelah mereka untuk bisa berhaji.
Saban harinya pasutri tersebut mengaus rezeki dari perasan tebu du sebuah lapak Taman Kebon Ratu Desa Keplaksari, Peterongan, Jombang.
Abdul Hamid berkisah, ia bersama istrinya menyisihkan uang recehan mulai pecahan mata uang logam Rp 500 hingga pecahan kertas Rp 20.000 untuk ditabung dalam ruas bambu.
GridPop.ID (*)