Find Us On Social Media :

Presiden Soekarno Selamat dari Percobaan Pembunuhan saat Sholat Idul Adha, sang Pelaku Penembakan Syok Karena Terjadi Hal yang Tak Terduga Ini

By Lina Sofia, Rabu, 21 Juli 2021 | 20:22 WIB

Presiden Soekarno

GridPop.ID - Tepatnya 14 Mei 1962, terjadi percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno.

Upaya pembunuhan tepat di hari raya Idul Adha ini cukup dikenang oleh bangsa Indonesia.

Peristiwa itu terjadi ketika pelaksanaan shalat Idul Adha di lapangan rumput antara Istana Negara dengan Istana Merdeka, Jakarta.

Dalam sejarahnya, sang proklamator memang berkali-kali menjadi target pembunuhan, namun berkali-kali gagal.

Mengutip Tribunnews dari buku Soekarno Poenja Tjerita terbitan Bentang tahun 2016, penyerangan itu terjadi pada 14 Mei 1962.

Baca Juga: Dihadiri Langsung oleh Seoakarno dalam Keadaan Sakit, Begini Kronologi Pernikahan Mendiang Rachmawati Soekarnoputri yang Menyisakan Pilu

Kala itu Sanusi diperintah Kartosoewiryo yang merupakan pimpinan Negara Islam Indonesia (NII) untuk membunuh Soekarno.

Kartosoewiryo sendiri sebenarnya adalah teman Soekarno saat masih kos di Gang Peneleh, Surabaya.

Mendapat perintah, Sanusi menunggu momen yang tepat untuk melaksanakannya.

Dia memilih momen Idul Adha karena diketahui penjagaan Istana tidak begitu ketat.

Dalam autobiografi Mangil berjudul Kesaksian tentang Bung Karno, 1945-1967, Minggu pagi 13 Mei 1962 Mangil Martowidjojo, Komandan Kawal Pribadi Soekarno kedatangan Komandan Pengawal Istana Presiden, Kapten CPM Dachlan.

Baca Juga: Pilih Tak Ikuti Jejak Soekarno, Inilah Cicit Sang Plokamator yang Miliki Paras Cantik Jelita, Tak Terjun ke Dunia Politik hingga Asyik Lakoni Profesi Ini

Kapten Dachlan menyampaikan ada upaya pembunuhan dari kelompok Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) terhadap Presiden Soekarno di Hari Raya Idul Adha.

Pasalnya pada 14 Mei 1962 Soekarno akan melaksanakan sholat Ied di halaman Istana dengan beberapa tokoh agama, dan terbuka bagi siapa saja.

14 Mei 1962

Pagi buta, Mangil sudah datang ke tempat Soekarno akan melaksanakan sholat berjamaah, semua sudut diperiksa Mangil dan anak buahnya.

Mangil merencanakan enam pos dengan masing-masing ditempati dua pengawal demi mengantisipasi serangan bersenjata dari luar.

Peserta sholat Ied mulai berdatangan dan baris atau saf diatur.

Disebutkan Mangil mendapat informasi dari Kepala Rumah Tangga Istana Soehardjo Hardjowardojo siapa saja yang ada di barisan pertama hingga keempat.

Baca Juga: Paras Cantik dan Tahi Lalatnya Mampu Buat Kaum Adam hingga Ir. Soekarno Klepek-klepek, Artis Ini Justru Tutup Usia dalam Keadaan Memprihatinkan, Kisahnya Menyayat Hati

Baris pertama diisi oleh Soekarno dan personel Angkatan Darat. Begitu pula baris kedua hingga keempat diisi personel militer dan kepolisian.

Sementara anak-anak buah Mangil tersebar berselang-seling di belakang Soekarno .

Mangil dan Sudiyo menempatkan diri di depan presiden menghadap orang-orang yang sholat demi keamanan.

Bayangan Soekarno bergeser-geser

Pada rakaat kedua sholat Ied yang awalnya tenang berubah jadi kacau.

Saat rukuk, terdengar teriakan takbir disusul suara tembakan. Sanusi menembakkan pistol ke arah Soekarno.

Baca Juga: Jarang Disorot Kamera, Intip Paras Cantik Anak Perempuan Anjasmara dan Dian Nitami yang Beranjak Remaja, Ternyata Warisi Trah Presiden Soekarno!

Beruntung, peluru tersebut gagal meluncur ke arah Soekarno.

"Penembakan yang dilakukan dari jarak sekitar 7 meter (penembak berada di saf ketujuh), meleset," begitu penjelasan dalam buku itu.

Hal ini terlihat mustahil lantaran Sanusi merupakan penembak jitu alias sniper andalan DI/NII.

"Jalan kematian memang bukan kuasa manusia," tulis buku itu.

Namun, berdasarkan pengakuan Sanusi, pandangannya mendadak kabur saat akan menembak.

Yang dilihatnya adalah bayang-bayang sosok Soekarno yang bergeser-geser, dari satu posisi ke posisi lain.

"Karena itulah, tembakannya pun menjadi ngawur," tambah buku tersebut.

Mengutip Kompas.com Pelaku anggota DI/TII Para pelaku penembakan itu diketahui berjumlah tiga orang, yaitu Sanusi, Kamil, dan Jaya Permana yang semuanya merupakan anggota DI/TII.

Baca Juga: Bak Bumi dan Langit dengan Saudara Tirinya, Begini Mewahnya Gaya Putra Donna Harun yang Masih Warisi Darah Keturunan Presiden Soekarno, Ternyata Ini Profesi Menterengnya

Setelah dilakukan pengusutan terhadap pelaku, seorang pemimpin pesantren di Bogor H Muhamad Bachrum juga ikut ditangkap.

Ia diduga menjadi otak dalam upaya pembunuhan itu dan telah memberikan undangannya sebagai akses masuk Istana saat pelaksanaan shalat.

Mahkamah Angkatan Darat kemudian menjatuhkan vonis mati kepada para pelaku, sementara H Muhamad Bachrum harus mendekam di penjara. Setelah peristiwa tersebut, Bung Karno tak lagi shalat di tempat terbuka.

Peristiwa ini juga mendorong Jenderal AH Nasution membentuk pasukan khusus yang bertugas untuk melindungi dan menjaga keselamatan jiwa kepala negara dan keluarganya.

Harian Kompas, 6 Oktober 2019, menuliskan, pasukan itu bernama Resimen Cakrabirawa yang dibentuk lewat SK No 211/PLT/1962 tanggal 6 Juni 1962 dan dipimpin Brigjen Moh Sabur dengan Kolonel Cpm Maulwi Saelan sebagai wakilnya.

Baca Juga: Kini Move On ke Pelukan Pengusaha Tambang, Inilah Sosok Mantan Suami Kedua Donna Harun, Cucu Soekarno yang Piawai dalam Bidang Bisnis hingga Politik

GridPop.ID (*)