Kelompok penelitian itu menganalisis serum dari 233 orang yang terjangkit virus corona selama tujuh bulan.
Serum individu yang terinfeksi virus menarik diteliti, lantaran itu merupakan bagian dari darah kita yang mengandung informasi penting terkait sistem kebelana tubuh kita.
Analisis serum memungkinkan para ilmuwan untuk membuat garis waktu terperinci tentang tingkat 'antibodi penetralisir' yang bermunculan akibat infeksi Covid-19.
Antibodi yang bisa menetralisir adalah bagian dari garda terdepan perlindungan dalam sistem kekebalan kita.
Mereka muncul akibat dipicu infeksi dan vaksinasi, yang bertugas untuk melindungi sel yang biasanya menjadi target patogen agar tidak terinfeksi.
Ternyata, dalam penelitian ini, dari 233 orang yang dianalisis terdapat kalangan 'penanggap super' yang langka, dan diidentifikasi sebagai pengecualian.
Mereka adalah yang memiliki tingkat antibodi yang stabil dan kuat melawan semua varian Covid-19, tulis para ilmuwan.
Dikutip dari SciTechDaily, para ilmuwan mengatakan kelompok ini terbukti berguna untuk menyelidiki potensi plasma penyembuhan.
Sehingga dapat diartikan, penyembuhan yang lewat plasma darah dari yang sudah sembuh untuk didonorkan ke pasien kronis yang dianggap tidak efektif, bisa diselidiki lebih lanjut.
Selain itu, donor utama dapat dilihat dengan cermat dan antibodi kelompok 'penanggap super' ini dikloning untuk penggunaan terapeutik di masa depan.