Find Us On Social Media :

Dirjen WHO Sebut Pandemi Ujian Karakter Saling Bantu Antar Negara, Berikut 5 Negara yang Bantu Indonesia di Tengah Ledakan Kasus Covid-19

By Lina Sofia, Minggu, 25 Juli 2021 | 12:02 WIB

Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus

Lebih dari 2 miliar orang telah divaksinasi COVID-19, terhitung sekitar seperempat dari populasi global, yang jauh di bawah 70 persen yang dibutuhkan untuk berpotensi mencapai kekebalan kelompok.

Melansir Newsweek, Jumat (23/7/2021), WHO tidak melihat pandemi berakhir sampai setidaknya pertengahan 2022 ketika dunia berpotensi memvaksinasi 70 persen dari semua populasi negara.

Sementara itu, seorang anggota staf medis bekerja di unit perawatan intensif Rumah Sakit Henri Mondor di Creteil, dekat Paris, pada 22 Juli menyebut ketidakadilan vaksin sebagai "kegagalan moral" dan "mengalahkan diri sendiri secara epidemiologis dan ekonomis."

Baca Juga: Mulai Sekarang Hentikan Konsumsi Madu dengan Alasan Tuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh, WHO Larang dan Berikan Alasan Tak Terduga Ini

Pakar kesehatan telah menunjukkan bahwa tingkat vaksinasi yang rendah di wilayah tertentu di dunia memungkinkan virus menyebar dan meningkatkan kemungkinan pembentukan mutasi baru.

Sementara vaksin efektif melawan mutasi saat ini, semakin banyak mutasi yang muncul, semakin besar kemungkinan seseorang dapat lolos dari vaksin.

Jika itu terjadi, Tedros memperingatkan bahwa vaksin baru harus dikembangkan dan seluruh dunia harus divaksinasi ulang.

Negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah mengalami lonjakan kasus.

Untuk mencapai target vaksinasi 70 persen dari populasi setiap negara membutuhkan 11 miliar dosis vaksin, menurut Tedros.

Untuk mengisi kesenjangan dalam pasokan vaksin, Tedros mengatakan negara-negara kaya perlu mulai berbagi dosis vaksin daripada menimbun jika diperlukan suntikan booster.

Baca Juga: Nyesel Baru Tahu, Tak Perlu Susu Beruang atau Vitamin Khusus, Begini Cara Mudah dan Murah Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Sesuai Saran WHO, Cobain Mulai Sekarang!