GridPop.ID - Pandemi covid-19 masih menjadi momok besar di banyak negara di dunia, termasuk Inggris dan Indonesia.
Bahkan kini berbagai varian baru pun dikabarkan muncul dan menyebar di sejumlah wilayah.
Salah satunya seperti varian delta yang belakangan ini menyebar dan meningkatkan jumlah kasus positif covid-19 di Indonesia.
Kabar terakhir yang diperoleh dari Tribunnews.com, per Minggu (25/7/2021) tercatat penambahan kasus positif covid-19 sebanyak 38.679 kasus.
Tak cuma itu saja, epidemiolog dan dosen di Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan ada potensi munculnya varian virus baru di Indonesia.
“Ketika penyebaran Covid-19 semakin tidak terkendali, maka potensi mutasi akhirnya akan melahirkan varian baru yang merugikan masyarakat."
"Pada negara-negara yang menghasilkan varian mutasi baru ini, umumnya positivity rate-nya jauh di atas 10 persen. Artinya, sangat tidak terkendali,” ujar Dicky kepada DW Indonesia, dikutip melalui Kompas.com (19/7/2021).
Terkait hal itu, baru-baru ini sejumlah pejabat pemerintah di Inggris pun mengungkap fakta baru yang cukup mengejutkan terkait penyebaran virus corona.
Dilansir dari Kompas.com, mereka mengungkapkan kekhawatiran pribadinya bahwa penyebaran Covid-19 dapat melalui kentut.
Beberapa pejabat secara pribadi menunjukkan bukti bahwa virus dapat menyebar melalui kentut di ruang terbatas, seperti kamar mandi atau toilet umum.
Seorang menteri tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Telegraph bahwa mereka telah membaca "hal yang terlihat kredibel" dari negara lain di seluruh dunia.
Mereka mengklaim ada bukti "hubungan penulusuran terkait genom antara da individu dari bilik (toilet) di Australia", seperti yang dilansir dari The Sun pada Sabtu (24/7/2021).
Juga, ada beberapa "kasus penyakit yang terdokumentasi dengan baik menyebar melalui pipa limbah selama lockdown di Hong Kong".
Namun, para ilmuwan pemerintah belum mengkonfirmasi klaim tersebut.
Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris mengatakan dia tidak mengetahui Covid-19 itu dapat menyebar melalui kentut.
"Kami menyimpan bukti ilmiah terbaru dalam peninjauan," imbuh juru bicara itu.
Pengujian Covid-19 telah menemukan bahwa Covid-19 dapat ditemukan di kotoran.
Namun, risiko penyebaran Covid-19 melalui kotoran dapat berkurang karena pakaian dalam dan pakaian dapat bertindak sebagai filter partikel berbahaya, seperti halnya masker wajah bekerja.
Pada Mei lalu, dokter Australia Andy Tagg menunjukkan bahwa kentut dapat menyebabkan Covid-19, setelah menganalisis serangkaian tes yang diambil dari pasien Covid-19 pada awal 2021.
Tagg mengutip tes yang mengungkapkan bahwa Covid-19 itu ada di kotoran dari 55 persen pasien dengan Covid-19.
Tagg menulis, “Ya, SARS-CoV-2 dapat dideteksi dalam tinja dan telah terdeteksi pada individu tanpa gejala hingga 17 hari setelah terpapar.”
Dia menambahkan bahwa mungkin SARS-CoV-2 dapat menyebar melalui tinja, tetapi "kami membutuhkan lebih banyak bukti".
"Jadi ingatlah untuk memakai APD yang sesuai setiap saat dan tetap aman," serunya.
Pada awal pandemi Covid-19 Pusat Penanganan dan Pencegahan Penyakit China mengumumkan bahwa celana seharusnya menjadi penghalang efektif terhadap kentut yang mungkin membawa virus corona.
Badan kesehatan mengatakan bahwa kentut tidak mungkin menularkan virus asalkan pakai celana.
Namun, badan kesehatan memperingatkan bahwa jika pasien yang terinfeksi Covid-19 tidak mengenakan celana, dan mereka melepaskan sejumlah besar gas, maka orang lain, jika mereka mengendus gas itu bisa berisiko.
GridPop.ID (*)