Rudi lalu bekerja sebagai pengemudi taksi online selama lima tahun terakhir dan sempat memiliki dua unit mobil untuk menjalankan usahanya.
"Kemudian usahanya gagal, setahu saya dia jadi driver taksi online," kata Fauzi, dikutip Tribun Sumsel.
Fauzi mengaku tak heran dengan kabar kebohongan soal sumbangan Rp 2 triliun tersebut.
"Tak masuk akal, saya bingung. Rudi yang saya tahu sehari-hari memang pernah usaha kemudian bangkrut dan sekarang jadi driver taksi online,” katanya.
Heriyanti dan keluarganya dikenal jarang bergaul di kalangan warga sekitar.
"Dua-duanya tidak pernah ikut kegiatan warga sini. Seperti senam pagi, berinteraksi dengan warga lain pun tidak pernah," imbuhnya.
Dari penelusuran polisi, rekening bilyet yang disebutkan untuk menyumbang penanganan Covid-19 tersebut ternyata tidak mencapai Rp 2 triliun.
Hal tersebut diungkapkan Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi.
Ia mengatakan bilyet giro senilai Rp 2 triliun yang diberikan Heriyanti, anak bungsu mendiang Akidi Tio ternyata tidak mencukupi.