GridPop.ID - Sumbangan sebesar Rp 2 triliun dari Akidi Tio baru-baru ini menyita perhatian publik.
Dalam pemberitaan bahwa uang sebanyak itu akan didonasikan untuk penangan Covid-19 di Sumatera Selatan.
Namun hingga saat ini uang tersebut belum bisa dicairkan oleh anaknya bernama Heriyanti.
Bicara soal anak Almarhum Akidi Tio, Heriyanti, kini rumahnya jadi serbuan orang karena penasaran.
Dilansir dari GridOto.ID, dalam foto yang didapat, tampak rumah megah dan di dalam garasi rumah Heriyanti terparkir sebuah Mitsubishi Outlander Sport warna putih.
Rumah itu sempat dijaga ketat polisi dan didatangi ambulans.
Hal itu karena dikabarkan Heriyanti mengalami sesak nafas dan saat ini sedang mendapatkan penanganan secara intensif oleh dr Dita dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel.
Dr Dita bersama seorang perawat bernama Ema tampak masuk ke dalam kediaman Heriyanti di Jl Tugu Mulyo Kecamatan Ilir Timur I Palembang, Sumatera Selatan, (3/8/21).
Menurut informasi yang dihimpun, Heriyanti sedang mengalami sesak nafas.
Teja, salah seorang pegawai Dinkes Sumsel menjelaskan dua tenaga medis seorang dokter dan perawat sedang memberikan perawatan terhadap Heriyanti.
Namun, ia mengaku tak mengetahui apa sakit yang mendera Heriyanti.
"Di dalam ada dokter Dita dan perawat Ema yang sedang merawat Heriyanti," ucap Teja.
"Tidak tahu sakitnya apa, kami disuruh pimpinan saja datang ke sini," katanya.
Sang suami, Rudi Sutandi pun tampak pergi keluar rumah menggunakan motor mio berwarna putih membawa satu buah tabung oksigen keluar rumah.
Sekitar dua puluh menit keluar rumah, Rudi kembali masuk ke dalam rumah dengan membawa tabung oksigen.
Menurut keterangan salah seorang anggota polisi yang sedang berjaga, Rudi suami Heriyanti melaporkan kepada petugas bahwa Heriyanti sedang mengalami sesak nafas.
"Kabarnya tadi sesak nafas, suaminya keluar mengisi oksigen," katanya
Ketua RT tempat tinggal keluarga Heriyanti, Fauzi Sayid menyebut, Rudi Sutadi sebagai suami Heriyanti bekerja sebagai pengemudi taksi online yang dilakoni Rudi setelah usaha mereka bangkrut.
Rudi dan keluarganya pindah ke lingkungan tersebut sejak tahun 2008 dan di awal kepindahan, Rudi Sutadi menjalankan bisnis ekspedisi.
Rudi lalu bekerja sebagai pengemudi taksi online selama lima tahun terakhir dan sempat memiliki dua unit mobil untuk menjalankan usahanya.
"Kemudian usahanya gagal, setahu saya dia jadi driver taksi online," kata Fauzi, dikutip Tribun Sumsel.
Fauzi mengaku tak heran dengan kabar kebohongan soal sumbangan Rp 2 triliun tersebut.
"Tak masuk akal, saya bingung. Rudi yang saya tahu sehari-hari memang pernah usaha kemudian bangkrut dan sekarang jadi driver taksi online,” katanya.
Heriyanti dan keluarganya dikenal jarang bergaul di kalangan warga sekitar.
"Dua-duanya tidak pernah ikut kegiatan warga sini. Seperti senam pagi, berinteraksi dengan warga lain pun tidak pernah," imbuhnya.
Dari penelusuran polisi, rekening bilyet yang disebutkan untuk menyumbang penanganan Covid-19 tersebut ternyata tidak mencapai Rp 2 triliun.
Hal tersebut diungkapkan Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi.
Ia mengatakan bilyet giro senilai Rp 2 triliun yang diberikan Heriyanti, anak bungsu mendiang Akidi Tio ternyata tidak mencukupi.
Dilansir dari Tribunnews, Polda Sumsel pun mengajukan surat permohonan kepada Bank Indonesia (BI) dan PPATK untuk membuka transparasi dari rekening milik Heriyanti.
"Jadi memang selain ke Bank Indonesia, kita juga sudah membuat surat permohonan kepada PPATK untuk melihat aliran dananya," kata Supriadi, Rabu (4/8/2021).
Diungkapkan Supriadi, bilyet giro pada bank Mandiri dengan nominal Rp 2 triliun yang diberikan Heriyanti sebenarnya jatuh tempo pada Senin 2 Juli 2021.
Namun polisi memberikan waktu tenggang selama satu hari bagi Heriyanti untuk memastikan ketersediaan dana tersebut.
Akan tetapi, hingga batas waktu yang ditentukan ternyata kepastian dana tersebut masih sulit diketahui.
GridPop.ID (*)