GridPop.ID - Tren ikoy-ikoyan mendadak menjadi bahan perbincangan hangat belakangan ini, psikolog ikut soroti tren ini.
Dilansir dari Tribun Seleb, sosok pertama yang memprakarsai tren ini adalah YouTuber Arief Muhammad.
Ia memiliki alasan hendak berbagi secara acak pada pengikut media sosialnya.
"Jadi sebenernya konsep ikoy-ikoyan ini adalah berbagi kebahagiaan, biasanya random banget tuh kalau ada followers yang DM gue," terang Arief dalam kanal YouTube Arief Muhammad yang tayang pada Rabu, (4/8/2021)
Namun tak sedikit publik figur yang menyebut bahwa tren ini justru mengajarkan para followers-nya memiliki mental mengemis lantaran meminta-minta pada orang yang tak dikenal.
Publik figur yang terang-terangan tak mau mengikuti tren tersebut yakni Nana Mirdad, Chelsea Olivia, dan Audi Marissa seperti yang dilansir dari Kompas.com.
"Saya enggak mengikuti trend ikoy-ikoyan… Saya tidak mau mengajarkan untuk followers saya menjadi orang yang minta-minta yah (pengemis)...," tulis Chelsea di akun Instagramnya.
Sementara itu, psikolog Lucia Peppy justru mengungkap pendapat lain.
Ia menerangkan bahwa tindakan mengirimkan Direct Message (DM) pada selebgram atau artis untuk meminta bantuan ini tak lantas mendeskripsikan mentalitas bangsa sebagai pengemis.
"Saya sih melihat ini tuh transaksional yang wajar karena ini mereka belajar dari pola pembelajaran sosial," terangnya kepada Kompas,com, Kamis (05/08/2021).
Pembelajaran sosial terjadi ketika orang melihat ada perilaku yang menguntungkan sehingga ada tendensi untuk melakukan hal serupa agar mendapatkan keuntungan yang sama.
Dalam hal ini, kebiasaan masyarakat untuk mengambil jalan instan demi memenuhi kebutuhannya dengan menghubungi artis atau selebgram favoritnya.
Namun sebaliknya, pesohor yang berkaitan dalam rangka menaikkan rating atau motif apapun lantas merespon dengan memberikan barang atau hal lain secara cuma-cuma.
Pemberian tersebut, apalagi jika bentuknya uang, kemudian memenuhi basic need seseorang, menjadi hal yang lalu diikuti oleh orang banyak.
Pakar dari Universitas Gadjah Mada ini mengatakan, tren ini sebenarnya menjadi bentuk lain dari give away, hal yang sebelumnya sudah menjadi tren yang biasa di media sosial.
Buktinya aksi ikoy-ikoyan langsung banyak diikuti banyak online shop dengan tujuan memberikan produk pada pengikut mereka yang beruntung.
"Sebetulnya ini adalah satu tren di media sosial, kebetulan trennya ini berkaitan dengan mentalitas tertentu yang ternyata negatif," tambahnya.
Lucia beranggapan bahwa terkait kritik soal mental mengemis yang disebut oleh sejumlah selebgram dan artis yakni karena ada satu pihak yang diuntungkan dan lainnya dirugikan.
Dalam kasus ini, mereka menjadi pihak yang dirugikan dan kewalahan hingga akhirnya memicu rasa kesal hingga tak suka.
Todongan untuk melakukan aksi berbagi yang sama ini lantas menciptakan kondisi yang sulit untuk para selebgram lainnya.
Terlebih lagi, para sosok populer di media sosial kini dinilai dari cara mereka bersikap secara sosial di dunia maya.
"Itu kan jadi buat mereka sulit," ujar Lucia.
GridPop.ID (*)