Bertekad untuk meneruskan pendidikan, ia pun memberanikan diri untuk pindah ke AS, tepatnya ke Los Angeles, California.
Di Amerika pun, Jovan mulai “belajar sedikit-sedikit” bahasa Inggris sebagaimana dilansir VOA Indonesia.
“Dibilang lancar, juga enggak. Ya, lumayanlah,” ujar Jovan dengan logat Jawanya yang kental.
Sebelum kuliah, Jovan mengaku ingin merasakan bekerja di AS dulu.
Dibantu oleh teman ayahnya, Jovan lalu pindah ke Texas untuk bekerja sebagai pelayan restoran selama enam bulan.
Suatu hari ia mendapat informasi mengenai menjadi tentara di AS, yang mengubah kehidupannya.
“Awalnya enggak ada niatan sama sekali. Setelah itu ada anaknya teman papa saya, dia tawarin saya kalau mau masuk tentara. Akhirnya saya masuk, setelah tahu ada banyak benefit-nya,” kenang pria yang hobi main video game ini.
Jovan yang ternyata lahir di AS dan berkewarganegaraan AS tapi besar di Surabaya mengaku tertarik menjadi tentara, karena berbagai keuntungan yang ditawarkan, seperti tunjangan sekolah, asuransi kesehatan, tempat tinggal, makan sehari-hari, dan biaya untuk ke tempat kebugaran.
Sontak keputusan Jovan untuk menjadi tentara ini sungguh mengagetkan keluarganya yang tinggal di Surabaya.
Waktu itu ia meminta izin keluarganya melalui telepon.
“Awalnya (keluarga) kayak, ‘ngapain gitu masuk tentara?’” kata Jovan.