Find Us On Social Media :

16 Tahun Teliti Virus, Ilmuwan Wuhan Bongkar Rahasia Laboratorium hingga Peringatkan Dunia Bakal Ada Varian Baru Covid-19 yang 'Makan' Sepertiga Populasi!

By Arif B, Sabtu, 7 Agustus 2021 | 17:01 WIB

Ilustrasi pandemi Covid-19

GridPop.ID - Pandemi Covid-19 hingga saat ini memang tak kunjung menunjukkan tanda-tanda berkesudahan.

Varian baru Covid-19 terus bermunculan membuat resah seluruh dunia.

Bahkan dikatakan peneliti terkenal di Wuhan, Shi Zhengli, mutasi virus Covid-19 tidak akan berhenti dengan cepat.

"Karena jumlah kasus infeksi terlalu besar, memungkinkan corona untuk bermutasi," katanya dikutip dari Kompas.com.

"Varian baru akan terus bermunculan," lanjutnya, Kamis (5/8).

Namanya dikenal karena menjadi sosok pertama yang membongkar genome SARS-Cov-2, ketika pertama terdeteksi di Desember 2019.

Apalagi ia telah mendedikasikan 16 tahun hidupnya untuk meneliti virus itu hingga dijuluki 'perempuan kelelawar'.

Baca Juga: Wanita Ini Pusing Berkepanjangan hingga Hilang Ingatan Usai Terpapar Virus Corona, Ilmuwan Ungkap Fakta Brain Fog pada Penyintas Covid-19

Dalam wawancara terbaru, Shi memeringatkan dunia bisa kembali dihantam varian Covid-19 yang lebih mematikan.

Pernyataan Shi itu muncul setelah beredar klaim varian terbaru akan membunuh lebih dari sepertiga yang terpapar.

Dokumen yang dipublikasikan Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) menyatakan, galur virus corona di masa depan bisa seperti MERS.

Namun pada awal tahun ini, Shi membantah dengan keras klaim bahwa corona bocor dari tempat kerjanya di Wuhan.

"Lab saya tidak pernah melakukan penelitian gain-of-function yang bisa meningkatkan kapasitas virus," tegasnya.

Shi menekankan klaim yang menyebutkan labnya menyimpan rahasia penyebaran Covid-19 adalah spekulasi yang berakar pada ketidakpercayaan total.

"Ini sudah bukan ranah sains lagi. Saya tidak takut apa pun karena saya tidak melakukan kesalahan," ujar dia tegas.

Baca Juga: Akhirnya Terbongkar! Misteri Sumbangan Rp 2 Triliun dari Anak Akidi Tio, Ternyata Bermasalah Gegara Hal Ini

Sebagai tambahan informasi, virus corona Varian Lambda dari Peru dan Amerika Latin ternyata telah memasuki Jepang pertama kali akhir Juli lalu lewat Bandara Haneda Tokyo.

Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang, seorang wanita berusia tiga puluhan tahun yang tiba di Bandara Haneda dari Peru pada 20 Juli dipastikan telah terinfeksi virus corona baru dengan pemeriksaan di markas karantina Haneda.

Setelah itu, sebagai hasil dari analisis gen sampel, "strain lambda" dari virus mutan yang dikonfirmasi di Peru positif telah terdeteksi.

Melansir dari Tribunnews, ini adalah pertama kalinya infeksi dengan strain lambda telah dikonfirmasi di Jepang, memasuki karantina.

Menurut Institut Nasional Penyakit Menular, galur Lambda telah menyebar terutama di Amerika Selatan sejak pertama kali dilaporkan di Peru Agustus lalu.

Dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) telah mengklasifikasikannya sebagai "strain mutan terkenal".

Di sisi lain, Institut Nasional Penyakit Menular telah memposisikannya sebagai "strain mutan yang terkenal" saat ini, dengan mengatakan, "Meskipun infektivitas dan resistensi terhadap vaksin mungkin lebih kuat daripada virus konvensional, datanya masih terbatas".

Baca Juga: Warga Kibarkan Bendera Putih Jelang Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Ternyata Siratkan Maksud Ini di Tengah Pandemi Covid-19

GridPop.ID (*)