"Dia (Heriyanti) tidak suka diganggu kalau lagi sembahyang dan ziarah, kan kadang ada yang suka minta uang rokok atau apalah. Nah itu saya pesan juga ke keponakan tolong jagain aja, jangan sampai ada yang ganggu ibu Heriyanti, " tuturnya.
Ketika persiapan pemakaman Akidi Tio, Sulaiman adalah orang yang ditemui oleh Heriyanti.
Ia diminta untuk membuatkan makam ayahnya yang meninggal tahun 2009 silam.
"Waktu itu saya dikasih uang, terus ngajak keponakan dan beberapa penggali kubur untuk membuat makam. Uangnya Rp18 juta sudah termasuk izin kubur, tenda dan material. Pakai besi juga supaya tidak ambles, " tambahnya.
Disisi lain, sebuah foto yang memperlihatkan Kapolda Sumatera Selatan Irjen Eko Indra Heri mengunjungi makam almarhum Akidi Tio di Komplek pemakaman Talang Kerikil di Jalan R Sudarman Gadsaputra, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Palembang, viral di media sosial.
Dilansir dari Kompas.com, dalam foto yang beredar di grup WhatsApp tampak Eko menggunakan baju kerah hijau tosca dan berjaket oranye serta memakai topi, ia berdiri di antara dua nisan yang bertulisan huruf mandarin.
Terkait dengan beredarnya foto tersebut, Eko pun angkat bicara.
"Ya kewajiban kita sebagai manusia, doain agar arwah beliau (Akidi Tio) tenang," kata Eko lewat pesan singkat, Senin (9/8/2021).
Eko mengaku banyak mengambil hikmah dari kisruh sumbangan dana Rp 2 triliun dari Heryanty, anak Akidi Tio.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi mengatakan, kunjungan Kapolda hanya bersifat pribadi dan tak ada kaitannya dengan kasus yang menyangkut Heriyanti anak bungsu Akidi Tio soal sumbangan Rp 2 triliun.
"Beliau habis olahraga lewat sana, lalu mampir berkunjung ke makam Akidi," kata, Supriadi Senin. "Kapolda ke makam (Akidi Tio) sifatnya pribadi, tak ada sangkut paut apapun," sambungnya.
GridPop.ID