Find Us On Social Media :

Wajahnya Membusuk Digerogoti Bakteri Pemakan Daging, Wanita ini Bak Mendapat Mukjizat Bisa Selamat Berkat Cara Ajaib Dokter, Begini Kondisinya yang Mencengangkan

By Sintia N, Kamis, 2 September 2021 | 07:02 WIB

Ilustrasi wanita

GridPop.ID - Pernah anda mendengar soal bakteri pemakan daging?

Kendati jarang ditemukan, namun bakteri pemakan daging ini memiliki bahaya yang perlu diwaspadai.

Jangan sampai, kisah pilu yang dialami seorang wanita akibat bakteri pemakan daging ini turut menimpa anda.

Melansir pemberitaan GridPop.ID (21/8/2019), seorang ibu dilaporkan kehilangan separuh wajahnya setelah seekor serangga pemakan daging menginfeksi luka kecil di atas alisnya.

Donna Corden terkena infeksi necrotising fasciitis (NF) dari luka yang dia dapatkan saat terjatuh dan kepalanya terbentur di atas oven.

Awalnya dia tidak memikirkan goresannya, tapi hanya dalam 24 jam setelah kecelakaan pada bulan Januari luka itu menjadi sangat sakit.

Putri Jayde Stammers (26), menelepon 999 dan Donna dilarikan ke rumah sakit.

Dokter berjuang untuk mengalahkan bakteri yang memakan dagingnya.

Akhirnya mereka terpaksa mengiris wajah Donna dalam upaya terakhir untuk menyelamatkan hidupnya.

Baca Juga: Satu Indonesia Nyesel Baru Tahu, 4 Tanaman Ini Paling Dibenci Tikus, Ampuh Usir Hewan Hama dari Rumah

Keesokan harinya potongan Donna mulai berubah menjadi warna hitam yang menakutkan dan kepalanya membengkak dan dia menjadi mengigau serta pusing.

Setelah dilarikan ke Rumah Sakit St James di Leeds, kebetulan Donna didiagnosis dengan NF.

Begitu diagnosis terkena NF, spesialis mata rumah sakit menyiapkan operasi darurat ke Leeds General Infirmary.

Anak-anaknya diberi tahu untuk "mempersiapkan yang terburuk."

Setelah tiga jam di, ahli bedah berhasil berhasil memotong daging busuk itu.

Namun, beberapa hari kemudian, Donna terkena infeksi.

Dia diberikan antibiotik.

Kemudian, setelah sembuh dan dibawa pulang dan bebas sebagai pasien rawat jalan pada tanggal 10 februari.

"Sungguh menakjubkan," katanya.

Baca Juga: Ngamuk Tak Diberi Bonus Porsi Besar, Wanita Ini Nekat Siram Penjual dengan Kuah Panas, Kejadian Selanjutnya Justru Bikin Terenyuh

Melansir Kompas.com, bakteri pemakan daging tidak harus menjadi ancaman jika Anda berhati-hati dan mempersenjatai diri dengan info ini agar tetap aman.

1. Kasusnya langka, tetapi bakteri yang menyebabkannya tidak

Necrotizing fasciitis dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri, termasuk strain spesifik streptococcus, staphylococcus, dan E. coli.

Tidak semua bakteri ini biasa kontak dengan manusia.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), penyakit yang disebabkan bakteri pemakan daging, lebih umum terjadi pada orang yang memiliki kondisi kronis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kanker atau diabetes.

2. Luka kecil dapat meningkatkan risiko

Bakteri penyebab necrotizing fasciitis cenderung menyukai air, jadi jika Anda memiliki luka terbuka, hindari mandi di bath tub atau berenang di laut, kolam renang atau danau dan sungai.

"Jika Anda memiliki luka, hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan adalah mengurangi risiko dengan mempraktik kebersihan dan perawatan luka dengan benar, sehingga tidak bisa terkontaminasi dengan bakteri apapun," kata Shah.

Baca Juga: Nyesel Baru Tahu Sekarang, Rutin Konsumsi Labu Siam Rebus Ampuh Cegah Penyakit Jantung dan Stroke, Berikut Deretan Manfaat Lainnya yang Jarang Diketahui!

3. Gejala awal nampak tidak berbahaya dan tidak menular

Menurut CDC, penularan penyakit karena bakteri pemakan daging adalah hal yang super langka.

Gejala awal paparan bakteri bisa terlihat oleh kita tapi tidak nampak sebagai gejala yang agresif.

Banyak orang dengan necrotizing fasciitis memiliki gejala awal berupa: Otot seperti ditarik sehingga timbul sedikit rasa sakit dan nyeri atau pembengkakan di sekitar luka terbuka.

Gejala dapat berkembang menjadi ruam merah atau keunguan, bisul, lecet, atau bintik-bintik hitam pada kulit.

4. Perlu diobati secepatnya

Waktu adalah penting. Biasanya, penyakit ini diobati dengan antibiotik IV, tapi kadang-kadang itu tidak cukup.

"Bakteri menginfeksi fascia, yang merupakan membran jaringan ikat yang mengelilingi otot, saraf, lemak, dan pembuluh darah," kata Shah.

"Setelah fasia terinfeksi jaringan maka area sekitarnya akan hancur. Jadi pada dasarnya, bakteri ini menghancurkan kulit, otot, dan jaringan lemak."

Antibiotik dapat membantu menghentikan kehancuran jaringan menyebar, tetapi mereka tidak dapat membalikkan apa yang sudah terjadi.

Jaringan yang mati hanya bisa dihilangkan dengan operasi, kadang-kadang penderita harus kehilangan anggota tubuhnya.

Intinya, ini bukan sesuatu yang bisa dianggap main-main.

Semakin cepat Anda mendapat perawatan, semakin besar kesempatan Anda tertolong.

Baca Juga: Jejak Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mulai Terkuak, Anjing Pelacak Endus Barang Bukti Baru di TKP, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan Dibaliknya

GridPop.ID (*)