"Tiba-tiba, saya sadar sedang berubah perpektif. Saya masih di meja operasi, tapi pada saat yang sama saya bisa melihat ibu dan adik perempuan saya duduk di sofa di rumah keluarga."
"Ribuan kilometer di sana, di New Delhi, tempat saya tumbuh," lanjutnya.
"Semuanya sangat detail. Adik saya memakai jeans dan sweater merah. Ibu saya mengenakan baju sari hijau dan sweater hijau. Bahkan, saya mendengar ibu saya meminta sop," katanya.
"Kemudian, saya seperti di sebuah tempat. Saya takut dan mendengar teriakan-teriakan kesakitan dan kesedihan."
"Saya terseret ke situ dan berada di pinggir lembah dengan api membara. Saya kemudian tahu bahwa saya berada di pinggir neraka," uajrnya.
"Saya mencoba menjauh. Tapi selalu saja ada yang mendorong saya ke arah neraka."
"Kemudian ada suara, 'Kamu punya hidup sangat materialistis dan egois.'"
"Saya tahu, kata-kata itu benar dan saya merasa malu. Sudah lama saya kehilangan empati," aku Rajiv.