GridPop.ID - Baru-baru ini heboh di media sosial soal forum diskusi yang membahas berbagai kabar miring yang ditujukan pada publik figure.
Platform tersebut sarat berisi ujaran kebencian, bullying, dan berbagai komentar negatif dan tanpa batas.
Selain itu, si pengguna yang berkomentar menggunakan akun anonim.
Percakapannya pun dengan istilah maupun kata yang tergolong sulit dipahami, namun tetap saja tergambar jika forum tersebut berisikan berbagai komentar jahat yang tentunya menyakitkan hati bagi yang bersangkutan.
Sejumlah artis, selebgram dan orang lainnya sudah jadi korban pergibahan dunia maya itu.
Nana Mirdad dan Rachel Vennya, yang mengaku jadi korbannya, membongkar forum gosip itu dengan mengunggah tangkapan layar diskusi bermasalah itu via Instagram story.
Sebenarnya adanya forum gosip underground ini bukan hal yang baru.
Pola serupa juga bisa kita lihat saat kemunculan sejumlah akun Instagram gosip yang beberapa waktu pernah heboh, Lambe Turah misalnya.
Sepertinya, warganet memang cenderung gemar bergunjing di sela-sela aktivitas seluncurnya di internet.
Dilansir dari Kompas.com, Firman Kurniawan, pakar komunikasi digital dari Universitas Indonesia memberikan pendapatnya soal kehebohan ini.
"Jauh sebelum media sosial, orang itu memang suka bergunjing, ibu-ibu di tukang sayur, bapak-bapak ngobrol di warung kopi," ujarnya pada Kompas.com, Senin (06/08/2021).
Ia mengatakan, pakar sejarah Yuval Noah Harari, penulis buku Homo Sapiens, juga punya pendapat yang mendukung hal tersebut.
"Manusia itu bisa survive, bertahan, diantara yang lain, sampai sekarang itu karena kesukaan mengobrol, bergosip," terangnya.
Menurutnya, agak sulit menghentikan kesukaan seseorang untuk mengobrol. Terlepas apakah hal yang dibicarakan itu tidak terjamin kebenarannya, itu merupakan hak seseorang, jelas Firman.
Namun ia menambahkan, batasan seseorang untuk bertindak itu, termasuk berbicara dan bergosip, tergantung kebebasan orang lain pula.
"Pikiran, perkataan dan berbagai hal itu ada batasnya, yakni jika kebebasan orang lain terganggu," terangnya.
Digital path tak bisa dihapus selamanya Hal yang juga menjadi pembeda dari perilaku bergosip di dunia maya ini adalah adanya jejak digital.
Lewat forum anonim, akun Instagram maupun platform media sosialnya, semuanya pasti meninggalkan jejaknya.
Firman mengatakan, digital path tidak bisa dihapus sehingga memberikan efeknya tersendiri pada gosip yang disampaikan itu.
Hal tersebut menjadi rekaman yang kemudian mempermudah penyebarannya. Pembicaraan dari satu pihak ke pihak lain itu kemudian bisa menyebar begitu cepatnya ketika dibaca oleh pengguna lainnya.
Gosip tersebut, yang awalnya dipertanyakan kebenarannya, bisa menjadi ujaran kebencian maupun bullying.
Hal itulah yang kemudian ditengahi oleh keberadaan UU ITE, jelas Firman. Pelaku harus sadar bahwa perilakunya itu dapat membuatnya terjerat hukum.
Artinya, bergosip, meskipun dilakukan di dunia maya dan secara anonim, tetap memiliki konsekuensinya sendiri.
Detik Forum dianggap beberapa warganet mirip dengan forum diskusi KasKus.
Menggunakan akun anonym membuat pengguna akun tersebut dapat berkomentar tanpa batasan.
Hal ini yang memicu geram dari selebram Rachel Vennya, yang mengaku mendapat banyak ujaran kebencian dari Detik Forum.
Dilansir dari Tribun Kaltim, Bukan hanya dirinya, ujaran kebencian tersebut juga ditujukan pada anak Rachel yang masih balita.
Rachel Vennya mengaku mengetahui dirinya kerap menjadi bahan olok-olokan sejak tahun 2018.
Kritik yang diterimanya membuatnya trauma hingga mengalami serangan baby blues kala itu.
Ibu dua anak ini akhirnya memutuskan untuk tidak menggubris apapun yang haters bicarakan tentang dirinya di Detik Forum.
GridPop.ID (*)