Mir Nazir yang mantan perwira polisi ini mengaku tidak ada pilihan.
Meski sempat mimilih mati daripada menjual anaknya kepada pemilik toko, namun Nazir akhirnya pasrah.
"Saya akan lebih memilih mati dari pada menjual anak perempuan saya," ujarnya sedih.
"Namun, kematian saya tidak dapat menyelamatkan semua keluarga saya. Siapa yang akan memberi makan anak-anak saya yang lain?
Ini tentang pilihan. Ini tentang keputusasaan. Saya menerima tawaran dari pemilik toko, seorang pria yang saya tahu dia tidak memiliki anak," anjutnya dengan pahit.
Dia mengatakan pemilik toko menawarkan 20.000 afghani untuk membeli putrinya Safia, yang akan tinggal bersama dan mulai bekerja di tokonya.
"Jika saya bisa mendapatkan 20.000 afghani untuk membelinya kembali, dia bilang begitu," ujarnya.