Find Us On Social Media :

Geger Potensi Tsunami Besar Setinggi 28 Meter di Pacitan, BMKG Beberkan Fakta Sejarah Ini dan Perintahkan Pemda Siapkan Skenario Terburuk untuk Cegah Korban

By Lina Sofia, Rabu, 15 September 2021 | 15:02 WIB

Ilustrasi Tsunami

GridPop.ID - Baru-baru ini ramai berita akan ada gempa disusul tsunami besar di Pulau Jawa.

Tentu saja berita ini sangat mengagetkan semua masyarakat Indonesia.

Dikabarkan daerah yang berpotensi akan diterjang tsunami besar setinggi 28 meter yakni tepatnya di Pacitan, Jawa Timur.

Ternyata memang, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah rawan gempa dan tsunami.

Terkait hal itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mencatat fakta sejarah gempa dan tsunami yang terjadi di Pacitan.Dilansir dari Tribun Jateng, Sebagaimana diungkapkan Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono.

Daryono mengatakan, pada 4 Januari 1840 silam terjadi gempa Jawa yang memicu terjadinya tsunami di Pacitan, setelah gempa berakhir.

"Selanjutnya pada 20 Oktober 1859, terjadi lagi gempa besar di Pulau Jawa yang juga menimbulkan tsunami menerjang Teluk Pacitan, menewaskan beberapa orang awak kapal," ungkap Daryono kepada Tribunnews.com, Selasa (14/9/2021).

Berikutnya, gempa besar Jawa kembali terjadi pada 11 September 1921 berkekuatan 7,6.

"Pusat gempa ini terletak di zona outer rise selatan Pacitan yang juga memicu tsunami dan tercatat di Cilacap, sehingga sangat mungkin tsunami juga terjadi di Pacitan," ungkapnya.

Lalu Pacitan kembali diguncang gempa besar pada 27 September 1937.

Dampak gempa ini mencapai skala intensitas VIII-IX MMI menyebabkan 2.200 rumah roboh dan banyak orang meninggal.

Baca Juga: Pantas Warga Geger, Ternyata Ini Asal Muasal Dentuman Keras di Langit Malang, BMKG Singgung Fenomena Alam yang Tak Biasa Ini

"Sebagai daerah yang berhadapan dengan zona sumber gempa megathrust, wilayah Pacitan merupakan daerah rawan gempa dan tsunami," ungkap Daryono.

Sementara itu hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas kegempaan sejak 2008 menunjukkan di wilayah selatan Pacitan beberapa kali terbentuk kluster seismisitas aktif.

Meskipun, kata Daryono, kluster pusat gempa yang terbentuk tidak diakhiri dengan terjadinya gempa besar.

"Wilayah selatan Pacitan merupakan bagian dari zona aktif gempa di Jawa Timur yang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan."

"Di wilayah ini pada beberapa tahun terakhir sering terjadi aktivitas gempa signifikan yang guncangannya dirasakan masyarakat," ungkap Daryono.

Adapun potensi magnitudo maksimum gempa megathrust selatan Jawa Timur hasil kajian adalah 8,7.

"Nilai magnitudo gempa tertarget ini oleh tim kajian BMKG dijadikan sebagai inputan pemodelan tsunami untuk wilayah Pacitan, dengan menggunakan data batimetri dasar laut Samudra Hindia dan data topografi pesisir Kabupaten Pacitan," ungkapnya.

dilakukan running program pemodelan tsunami sehingga diketahui nilai ketinggian tsunami, zona genangan tsunami dan jauhnya landaan tsunami, serta waktu tiba tsunami di pantai.

Baca Juga: Harap Waspada! Wilayah Indonesia Bakal Disapu Ombak Tsunami Setinggi 20 Meter, Masyarakat Diminta Hafalkan Mantra Simpel Ini Agar Nyawa Selamat

Daryono menjelaskan, pemodelan juga sudah menggunakan data tutupan lahan, selanjutnya 

"Setelah dipetakan maka jadilah peta bahaya tsunami produk BMKG yang sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk acuan mitigasi," ungkapnya.

Lebih lanjut terkait bahaya tsunami, Daryono menjelaskan morfologi Pantai Pacitan yang berbentuk teluk lebih berbahaya.

"Tsunami yang masuk teluk akan terakumulasi energinya karena tsunami yang masuk ke teluk gelombangnya berkumpul dan terjebak sehingga tinggi tsunami makin meningkat," ujarnya.

"Jika morfologi pantai teluknya landai maka tsunami dapat melanda daratan hingga jauh," tambah Daryono.

Sementara itu sebagai upaya mitigasi, Daryono menyebut ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah korban saat terjadi tsunami.

Antara lain masyarakat perlu memahami konsep evakuasi mandiri.

Daryono menyebut saat terjadi gempa kuat, maka saat itu juga masyarakat pesisir harus segera menjauh dari pantai.

Untuk mendukung efektivitas proses evakuasi, lanjutnya, jalur evakuasi harus sudah disiapkan, rambu evakuasi sudah terpasang secara permanen.

Sementara itu pemerintah daerah diharap untuk sigap dan cepat dalam merespon warning tsunami.

Selanjutnya mengaktivasi sirine perintah evakuasi masyarakat pesisir agar segera menjauh dari pantai jika terjadi gempa berpotensi tsunami.

Baca Juga: Geger Video Lelaki Diduga Polisi yang Hilang Usai Tsunami Aceh 2004, Begini Kondisi Terkini Setelah 17 Tahun Berlalu

Selain Pacitan, kabupaten dan kota di wilayah-wilayah itu dapat mengalami tsunami dengan tinggi antara 5-10 meter setidaknya satu kali setiap 100 tahun.

“Ibu kota provinsi yang paling mungkin mengalami tsunami adalah (dengan urutan kemungkinan terbesar sampai terkecil) Denpasar, Jayapura, Bengkulu, Ternate, Manado, Banda Aceh, Manokwari, Padang, Ambon dan Mataram,” tulis tim peneliti.

Dilansir dari Kompas.TV, berikut 25 Kabupaten/Kota di Indonesia paling rawan tsunami besar dengan ketinggian di atas 3 meter:

  1. Lampung Barat, Lampung rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,9 meter hingga 37,1 meter
  2. Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat rawan tsunami dengan ketinggian antara 7,5 meter hingga 42,3 meter
  3. Nias, Sumatera Utara rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,4 meter hingga 23,7 meter
  4. Bengkulu Utara, Bengkulu rawan tsunami dengan ketinggian antara 5,7 meter hingga 32,9 meter
  5. Garut, Jawa Barat rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,3 meter hingga 30,8 meter
  6. Cianjur, Jawa Barat rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,2 meter hingga 30,0 meter
  7. Nias Selatan, Sumatera Utara rawan tsunami dengan ketinggian antara 5,7 meter hingga 33,0 meter
  8. Gunung Kidul, DI Yogyakarta rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,1 meter hingga 32,1 meter
  9. Ciamis, Jawa Barat rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,0 hingga 28,2 meter
  10. Purwokerto, Jawa Tengah rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,0 hingga 30,3 meter
  11. Tasikmalaya, Jawa Barat rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,0 meter hingga 29,4 meter
  12. Wonogiri, Jawa Tengah rawan tsunami dengan ketinggian antara 5,8 meter hingga 33,5 meter
  13. Kabupaten Blitar, Jawa Timur rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,0 hingga 28,1 meter
  14. Pandeglang, Banteng rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,3 hingga 26,7 meter
  15. Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam rawan tsunami dengan ketinggian antara 5,5 hingga 24,3 meter
  16. Kaur, Bengkulu rawan tsunami dengan ketinggian antara 5,9 hingga 30,8 meter
  17. Sukabumi, Jawa Barat rawan tsunami dengan ketinggian antara 5,8 hingga 28,0 meter
  18. Kebumen, Jawa Tengah rawan tsunami dengan ketinggian antara 5,6 hingga 31,6 meter
  19. Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,4 hingga 28,3 meter
  20. Trenggalek, Jawa Timur rawan tsunami dengan ketinggian antara 5,8 hingga 28,6 meter
  21. Tanggamus, Lampung rawan tsunami dengan ketinggian antara 4,1 hingga 30,9 meter
  22. Sumbawa, Nusa Tenggara Barat rawan tsunami dengan ketinggian antara 6,1 meter hingga 29,2 meter
  23. Cilacap, Jawa Tengah rawan tsunami dengan ketinggian antara 5,4 meter hingga 29,1 meter
  24. Kulon Progo, DI Yogyakarta rawan tsunami dengan ketinggian antara 4,9 hingga 28,6 meter
  25. Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam rawan tsunami dengan ketinggian antara 4,9 hingga 19,9 meter

Baca Juga: Terjadi 52 Gempa Bumi Dalam Kurun Waktu 20 Hari di Awal Januari 2021, BMKG: Ada yang Tak Lazim

GridPop.ID (*)