GridPop.ID - Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, wacana vaksin booster untuk masyarakat luas pada tahun 2022.
Namun hal sebaliknya justru terjadi di Arab Saudi dimana pemerintah setempat mengaku tidak butuh vaksin booster.
Apa alasannya?
Seperti yang dilansir dari Kompas.com, wacana vaksin booster dipaparkan langsung oleh Menkes Budi di hadapan Komisi IX DPR, pada Senin (13/9/2021) lalu.
"Orang-orang bisa memilih vaksinnya apa, secara sama seperti beli obat di apotek, jadi ini akan kita buka pasarnya agar masyarakat bisa memilih membeli booster vaksin apa," terang Budi.
Budi mengatakan, jenis vaksin Covid-19 berbayar yang bakal digunakan pada program vaksinasi booster ini ditentukan dari jenis vaksin yang sudah mendapatkan emergency use authotenticaly (EUA) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun, hal sebaliknya justru diungkap pemerintah Arab Saudi yang merasa vaksin booster tidak perlu dilakukan karena alasan mengejutkan ini.
“Jika dua dosis vaksin mencegah penyakit parah, maka tidak masuk akal bagi masyarakat umum untuk menerima dosis ketiga,” kata Wakil Menteri Kesehatan, Dr. Abdullah Assiri, dikutip dari Serambinews.
Assiri, yang juga konsultan penyakit menular, menambahkan:
“Pada tahap cakupan vaksinasi yang sangat baik ini, kita perlu mempertimbangkan kembali alasan dan metode pengujian laboratorium untuk Covid-19.
"Kemudian, menilai pandemi hanya dari perspektif beban penyakit. pada masyarakat.”
Komentar itu muncul setelah berita tentang usulan suntikan booster vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech untuk masyarakat umum.
Suntikan ketiga untuk orang berusia 65 tahun ke atas dan kelompok rentan lainnya.
Sementara itu, pakar penyakit menular, Ahmed Al-Hakawi, mengatakan percepatan permintaan dosis ketiga untuk semua orang tidak didukung oleh penelitian.
Berjudul “Keamanan dan Khasiat Vaksin BNT162b2 mRNA Covid-19 hingga 6 Bulan,” penelitian yang dipublikasikan pada 15 September 2021 dilakukan pada 45.000 peserta di 152 lokasi di enam negara.
Studi tersebut menyimpulkan, melalui 6 bulan masa tindak lanjut dan ada penurunan bertahap dalam kemanjuran vaksin.
Sehingga, BNT162b2 memiliki profil keamanan yang baik dan sangat manjur dalam mencegah COVID-19.
“Vaksin tetap memberikan perlindungan terhadap penyakit parah bahkan enam bulan setelah dosis kedua,” kata Al-Hakawi, yang juga seorang ahli epidemiologi rumah sakit di Riyadh ini.
GridPop.ID (*)