Find Us On Social Media :

Maulid Nabi Muhammad Sudah di Depan Mata, Berikut Pelopor Pertama Perayaannya hingga Sejarah Lengkapnya

By Luvy Octaviani, Senin, 11 Oktober 2021 | 09:23 WIB

Maulid Nabi

GridPop.ID - Umat muslim sebentar lagi akan menyambut Maulid Anbi Muhammad.Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini jatuh pada hari Selasa, 19 Oktober 2021.Dikutip oleh GridPop.ID dari laman tribunnews.com, Maulid Nabi merupakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir.Dosen Tafsir Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta, Ahmadi Fathurrohman Dardiri SThI MHum yang mengambil pernyataan dari Kyai Adam Kosasih asal Subang, keutamaan emperingati Maulid Nabi Muhammad SAW salah satunya bentuk rasa syukur."Kita merasa bersyukur atas hadirnya Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini," ujarnya.Sebagian umat Islam memperingati Maulid Nabi dengan melakukan perayaan sebagai ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad, dikutip dari pn-marabahan.go.id.Tradisi perayaan Maulid Nabi sudah ada sejak zaman dahulu.

Baca Juga: Bak Habis Manis Sepah Dibuang, Pria Tua Ini Diturunkan dari Angkot dan Dibuang di Pinggir Jalan hingga Meninggal Dunia

Dilansir dari laman tribunlifestyle.com, ada berbagai versi sejarah tentang asal mula perayaan Maulid Nabi.Versi pertama menerangkan perayaan ini dipelopori oleh Sultan Al-Muzhaffar sebagai bentuk rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.Terlepas dari tokoh penggagas Maulid Nabi, yang terpenting dari perayaan Maulid Nabi adalah tujuan serta manfaat yang diperoleh, karena sebagian umat Islam masih merayakan hari lahir Nabi Muhammad hingga saat ini.Mari mengenal lebih jauh tentang sejarah perayaan Maulid Nabi dan nilai yang bisa dipetik dari tradisi ini.Selengkapnya, simak informasi berikut ini.Perayaan Maulid Nabi Pertama KaliDikutip dari pn-marabahan.go.id, peringatan ini dilakukan pertama kali oleh Raja Irbil (sekarang Irak) bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri pada awal abad ke 7 Hijriyah.Dalam kitab Tarikh, Ibn Katsir berkata:"Sultan Muzhaffar mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan Rabi'ul Awal. Dia merayakannya secara besar-besaran. Dia adalah seorang yang berani, pahlawan, alim dan seorang yang adil – semoga Allah merahmatinya."Kemudian, Sibth (cucu) Ibn Al-Jauzi menjelaskan tentang peringatan tersebut Sultan Al-Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh ulama.Ulama yang hadir adalah para ahli dalam bidang ilmu Fiqh, ulama Hadits, ulama dalam bidang ilmu kalam, ulama usul, para ahli tasawuf, dan lainnya.Sultan Al-Muzhaffar telah melakukan berbagai persiapan sejak tiga hari sebelum peringatan Maulid Nabi.Dia menghidangkan ribuan kambing dan unta kepada hadirin yang ikut memperingati Maulid Nabi.

Baca Juga: Bak Bumi dan Langit, Intip Rumah Masa Kecil Andhika Pratama yang Berbanding Terbalik dengan Kediaman Mewah Ussy Sulistiawaty Seharga Rp 50 Miliar, Begini Kondisinya

Sebagian ulama saat itu membenarkan dan menyetujui tindakan oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut.Mereka beranggapan Maulid Nabi baik untuk diperingati dengan cara bersedekah seperti itu.Dalam kitab Wafayat Al-A`yan, Ibn Khallikan menceritakan Al-Imam Al-Hafizh Ibn Dihyah datang dari Maroko menuju Syam, kemudian ke Irak.Ketika Al-Imam Al-Hafizh Ibn Dihyah melintasi daerah Irbil pada tahun 604 Hijriah, dia berpendapat Sultan Al-Muzhaffar sangat perhatian terhadap perayaan Maulid Nabi.Kemudian, Al-Hafizh Ibn Dihyah menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi berjudul “Al-Tanwir Fi Maulid Al-Basyir An-Nadzir”.Buku tersebut dihadiahkan kepada Sultan Al-Muzhaffar.Tradisi Maulid Nabi Hingga SekarangSejak peringatan Maulid Nabi pertama kali itu, tradisi Maulid Nabi dilakukan oleh sebagian umat Islam hingga sekarang.Para ulama terkemuka dan Huffazh Al-Hadis telah menyatakan demikian.Adapun ulama tersebut adalah:- Al-Hafizh Ibn Dihyah (abad 7 H),- Al-Hafizh Al-Iraqi (w. 806 H),- Al-Hafizh As-Suyuthi (w. 911 H),- Al-Hafizh Al-Sakhawi (w. 902 H),- SyeIkh Ibn Hajar Al-Haitami (w. 974 H),- Al-Imam Al-Nawawi (w. 676 H),- Al-Imam Al-Izz ibn Abd Al-Salam (w. 660 H),- Mantan mufti Mesir, Syeikh Muhammad Bakhit Al-Muthi’i (w. 1354 H),- Mantan Mufti Beirut Lubnan yaitu Syeikh Mushthafa Naja (w. 1351 H).Kemudian, perayaan Maulid Nabi menjadi tradisi umat Islam setiap bulan Rabiul Awal bagi generasi umat Islam dari masa ke masa.Selain pendapat pertama tentang perayaan pertama oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut, ada juga pihak lain yang mengatakan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi.

Baca Juga: Sifat Tegas dan Kritisnya Mendadak Runtuh Seketika, Najwa Shihab Tak Kuasa Menahan Tangis Usai Dapat Pesan Menohok dari Sosok Ini: Aduh Pengin Nangis

Sultan Salahuddin merayakan Maulid Nabi untuk membangkitkan semangat umat islam pada masa Perang Salib.Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,صَلَاحِ الدِّينِ الَّذِي فَتَحَ مِصْرَ ؛ فَأَزَالَ عَنْهَا دَعْوَةَ العبيديين مِنْ الْقَرَامِطَةِ الْبَاطِنِيَّةِ وَأَظْهَرَ فِيهَا شَرَائِعَ الْإِسْلَامِArtinya:“Sholahuddin-lah yang menaklukkan Mesir. Dia menghapus dakwah ‘Ubaidiyyun yang menganut aliran Qoromithoh Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen). Shalahuddin-lah yang menghidupkan syari’at Islam di kala itu.”[2]Dalam perkataan lainnya, Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,فَتَحَهَا مُلُوكُ السُّنَّة مِثْلُ صَلَاحِ الدِّينِ وَظَهَرَتْ فِيهَا كَلِمَةُ السُّنَّةِ الْمُخَالِفَةُ لِلرَّافِضَةِ ثُمَّ صَارَ الْعِلْمُ وَالسُّنَّةُ يَكْثُرُ بِهَا وَيَظْهَرُArtinya:“Negeri Mesir kemudian ditaklukkan oleh raja yang berpegang teguh dengan Sunnah yaitu Shalahuddin. Dia yang menampakkan ajaran Nabi yang shahih di kala itu, berseberangan dengan ajaran Rafidhah (Syi’ah). Pada masa dia, akhirnya ilmu dan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semakin terbesar luas.”[3]Sumber lain mengatakan perayaan Maulid pertama kali diprakarsai oleh Dinasti Fatimiyyun sebagaimana dinyatakan oleh banyak ahli sejarah.Sebaga tambahan, tahun ini Maulid Nabi Muhammad SAW masih dirayakan di tengah pandemi covid-19.Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan virus corona saat merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 19 Oktober mendatang. Wiku menekankan, penularan virus masih terjadi sekalipun situasi pandemi sudah menunjukkan perbaikan. "Mengingat Indonesia yang saat ini sedang dalam kondisi kasus yang cukup terkendali sudah sepatutnya kita mempertahankannya dengan tidak terlena dan tetap berhati-hati," kata Wiku, dalam konferensi pers daring, Selasa (5/10/2021) dikutip dari laman kompas.com.Wiku mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan 3M atau memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dalam setiap aktivitas.

Baca Juga: Bukan Orang Sembarangan, Intip Potret Keren Jeje Soekarno yang Punya Garis Keturunan Presiden Pertama Indonesia GridPop.ID (*)