Find Us On Social Media :

Sempat Turunkan Celana, Remaja SMA Ini Nyaris Lampiaskan Nafsu Bejatnya pada Nenek 71 Tahun, Begini Kronologinya

By Luvy Octaviani, Rabu, 13 Oktober 2021 | 17:40 WIB

Ilustrasi pemerkosaan

Pemicu Remaja Lakukan PemerkosaanSementara itu, Psikolog dari Klinik Daya Insani, Sani B. Hermawan, sempat menjelaskan kenapa para remaja melakukan tindakan pemerkosaan demi menyalurkan hasrat seksualnya.Mengenai dorongan hasrat, Sani memaparkan kalau hal tersebut wajar di usia remaja. Sayangnya, dorongan hasrat itu dipadu dengan informasi yang salah mengenai seks.“Informasi mengenai seks bertebaran. Masalahnya, apakah itu informasi yang benar atau sekedar dari film porno?” tanya Sani dikutip dari pemberitaan kompas.com pada 2016 silam.Kalau salah informasi, lanjut Sani, bukan tak mungkin remaja tersebut akan salah mengartikan mengenai seks. Termasuk salah menyalurkankannya. Selain pornografi, minuman beralkohol kerap dituding sebagai biang pemicu terjadinya pemerkosaan.Minuman ini dianggap sebagai pembangkit gairah. Secara terpisah, Zoya Amirin yang menggeluti dunia psikologi seksual, menjelaskan kalau alkohol tak bisa dijadikan alasan terjadinya pemerkosaan. Alasannya, orang yang mabuk justru cenderung kehilangan tenaga. “Pernah minum alkohol? Tahu bagaimana orang mabuk? Biasanya orang yang mabuk berat itu justru pusing sendiri, mengantuk, dan merasa lemas. Jalan pulang saja sulit, apalagi memerkosa,” ucap psikolog lulusan Universitas Indonesia ini. Menurut Zoya, pemerkosaan terjadi karena memang sudah ada dorongan untuk melakukan hal itu. Minuman beralkohol hanya sebagai ‘penyemangat’. “Dengan menenggak alkohol, orang tersebut merasa lebih punya nyali, lebih berani, lebih jantan. Intinya adalah ide tentang seks atau memperkosa sudah ada dalam pikiran. Tanpa alkohol pun pemerkosaaan bisa terjadi jika memang ada niat dari si pelaku,” papar Zoya. Baik Zoya dan Sani berpendapat kalau kasus pemerkosaan bisa dicegah dengan pendidikan seks yang benar. Hal ini harus dimulai dari keluarga. “Keluarga harus terbuka untuk dialog mengenai seks. Ajarkan anak hal yang benar tentang seks agar bisa mengontrol emosi dan dorongan seks,” imbuh Sani.

Baca Juga: Didepak Karena Tak Lulus TWK, Eks Pegawai KPK Kini Banting Setir Kerja Serabutan hingga Berdagang di WarungGridPop.ID (*)