GridPop.ID - Berbagai belahan dunia sampai saat ini masih terus berjuang memerangi pandemi virus corona atau Covid-19.Melansir laman tribunnews.com, berikut update jumlah pasien virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang tercatat hingga hari, Jumat (15/10/2021).Jumlah kasus positif virus corona tercatat ada 915 penambahan.Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 4.233.014 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 lalu.Data tersebut dirilis dalam website resmi Satgas Covid-19, Covid19.go.id, Jumat (15/10/2021) sore.Sementara itu kabar baiknya, ada 1.408 pasien yang berhasil sembuh.Jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 4.070.807 jiwa.Diketahui, demi menekan laju penyebaran Covid-19, pemerintah terus berupaya untuk menggenjot vaksinasi di berbagai lapisan masyarakat.Kini, masyarakat pun sudah bisa memilih jenis vaksin yang ingin mereka gunakan.
Apa pun jenis vaksin Covid-19 yang dikembangkan dan telah dipergunakan saat ini, menurut studi, baru menunjukkan bahwa vaksin tetap efektif melawan sebagian besar varian virus SARS-CoV-2. Para peneliti di Yale University telah menunjukkan bahwa dua dari vaksin virus corona yang umum digunakan di Amerika Serikat saat ini memberikan perlindungan terhadap berbagai varian virus corona penyebab Covid-19.Bahkan, vaksin Covid-19 yang telah digunakan efektif terhadapvarian Delta, yang termasuk jenis mutasi virus SARS-CoV-2 yang sangat menular. Dilansir oleh kompas.com dari Medical Xpress, Jumat (15/10/2021), temuan studi ini telah diterbitkan pada 11 Oktober lalu di jurnal Nature. Hasil temuan penelitian ini juga menunjukkan bahwa mereka yang terinfeksi virus sebelum vaksinasi memperlihatkan respons kekebalan yang lebih kuat terhadap semua varian daripada mereka yang tidak terinfeksi dan telah divaksinasi penuh.Hasil studi efektivitas vaksin Covid-19 terhadap varian virus corona ini muncul saat peningkatan kasus infeksi yang melonjak akibat penularan varian Delta di antara orang yang telah divaksinasi. Hal ini kemudian terus menimbulkan pertanyaan tentang apakah vaksin Covid-19 dapat menawarkan perlindungan yang luas terhadap varian baru virus corona yang terus bermunculan. Menurut para peneliti, vaksin Moderna dan vaksin Pfizer-BioNTech memang meningkatkan respons sistem kekebalan terhadap infeksi Covid-19. "Vaksin menginduksi antibodi tingkat tinggi terhadap Delta dan sebagian besar varian (virus corona SARS-CoV-2). Dan dua suntikan (vaksin COvid-19) lebih baik dibandingkan satu suntikan," kata Akiko Iwasaki, Profesor Imunobiologi Waldemar Von Zedtwitz dan penulis makalah.Penulis studi juga mengungkapkan bahwa hasilnya juga menunjukkan, suntikan vaksin Covid-19 booster bisa efektif dalam menangkal virus SARS-CoV-2, termasuk pada beberapa varian virus Covid-19 lainnya.
Untuk penelitian ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Iwasaki dan dua penulis makalah studi, Nathan Grubaugh, profesor epidemiologi di Yale, dan Saad Omer, direktur Institut Yale untuk Kesehatan Global, mengumpulkan sampel darah dari 40 petugas kesehatan di Yale New Haven Health System. Sampel darah itu diambil antara November 2020 dan Januari 2021 sebelum mereka menerima vaksinasi. Pada minggu-minggu berikutnya, mereka secara berkala mengambil sampel tambahan setelah para sukarelawan menerima dosis pertama dan kedua vaksin mRNA Moderna atau Pfizer-BioNTech. Selanjutnya, para peneliti mengekspos sampel darah para sukarelawan dengan 16 varian virus corona SARS-COV-2 yang berbeda, termasuk varian Delta. Varian Delta adalah strain paling dominan yang beredar di Amerika Serikat. Kemudian mereka mengukur antibodi dan respons sel T untuk masing-masing varian. Pada seluruh sampel yang diambil, tidak ada relawan yang terkena atau terinfeksi virus. Para peneliti menemukan bukti peningkatan respons sistem kekebalan di semua sampel darah, meskipun kekuatan respons bervariasi menurut varian dan individu.Respon sistem kekebalan terhadap varian Delta dalam darah semua sukarelawan umumnya kuat, bahkan lebih kuat dalam sampel yang dikumpulkan setelah suntikan vaksin Covid-19 kedua individu.
Iwasaki menambahkan bahwa kasus terobosan yang dikaitkan dengan varian Delta tidak mungkin muncul dari kegagalan vaksin. Sebaliknya, mereka kemungkinan berasal dari sifat yang sangat menular dari varian Delta, yang dapat menghindari pertahanan kekebalan. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa individu yang divaksinasi cenderung memiliki infeksi yang lebih ringan. "Varian Delta lebih menular daripada varian sebelumnya. Penularan varian yang tinggi, bukan pelariannya dari respons imun yang diinduksi vaksin kami, paling baik menjelaskan infeksi di antara yang divaksinasi," tambah Grubaugh. Dalam studi ini, para peneliti juga membagi sukarelawan kesehatan menjadi dua kelompok, yakni mereka yang telah terinfeksi oleh Covid-19 sebelum vaksinasi dan mereka yang tidak. Respon imun dari mereka yang terinfeksi sebelum vaksinasi Covid-19 lebih kuat daripada mereka yang tidak pernah terinfeksi. "Pemulihan dari infeksi (Covid-19) awal seperti mendapat suntikan vaksin pertama," kata Iwasaki. Iwasaki menambahkan bahwa suntikan vaksin booster di antara mereka yang divaksinasi dapat memiliki efek yang sama, meningkatkan keberadaan antibodi dan sel T yang melindungi terhadap infeksi.
GridPop.ID (*)