GridPop.ID - Digigit ular bagi sebagian orang merupakan pengalaman yang begitu mengerikan.
Sebab jika tidak ditangani dengan tepat, bisa menyebabkan kematian.
Namun berbeda dengan pria bernama Steve Ludwin (55) warga London kelahiran Amerika Serikat (AS) ini yang punya hobi ekstrem yakni digigit ular.
Ia mengaku punya hobi ekstrem suka digigit ular berbisa setiap 10 hari selama 32 tahun.
Dia berkata, sudah melakukannya lebih dari 1.500 kali sejak memulainya pada 1988.
Namun dibalik hobinya tersebut bukan semata-mata untuk kesenangan pribadi.
Melansir Kompas.com dari My London pada Sabtu (23/10/2021), Steve Ludwin melakukan ini semua dengan harapan menemukan obat untuk gigitan ular berbisa bagi negara-negara miskin.
"Perusahaan-perusahaan farmasi besar tidak peduli dengan Afrika dan Asia," katanya, seraya menambahkan bahwa itu adalah masalah serius.
Dia memperkirakan, sekitar 155.000 orang terutama di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia, meninggal setiap tahunnya karena gigitan ular dan setengah juta orang lainnya digigit dan kehilangan anggota tubuh mereka.
Pada puncak hobinya, Steve memiliki 33 ular berbisa termasuk kobra dan ular derik, yang tinggal di salah satu ruangan rumahnya di Highbury.
Ketertarikannya pada bisa ular benar-benar meningkat setelah dia menyelesaikan sekolah, lalu terbang ke London dan mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan yang menjual hewan ke kebun binatang dan laboratorium.
Cara Steve Ludwin menyuntikkan bisa ular Steve Ludwin tidak menyuntikkan bisa ular langsung ke pembuluh darahnya, dan dia memiliki banyak metode untuk melakukan ini.
"Saya memiliki beberapa teknik berbeda untuk menyuntikkannya, untuk menghindarinya masuk ke pembuluh darah Anda," katanya.
“Saya menyuntikkannya ke berbagai area di tubuh saya, seperti otot dan anggota badan karena saya menggunakan hemotoksin, yang sangat merusak.
“Racun tidak perlu masuk ke aliran darah seperti yang dipikirkan orang. Kobra, mamba, dan semua ular neurotoksik yang sangat berbahaya lainnya memiliki taring depan yang sangat kecil yang pada dasarnya mereka menggaruk Anda. "(Bisa ular) menjalar di anggota badan serta aliran darah."
Steve Ludwin pun bercerita, dia pernah melakukan kesalahan saat menyuntikkan bisa ular ke tubuhnya.
Saat wawancara dengan majalah pria GQ, dia secara tidak sengaja menyuntikkan racun ke pembuluh darahnya untuk kali pertama dan langsung merasakannya efeknya.
Selama sisa wawancara dia mencoba untuk tidak pingsan dan untungnya berhasil.
Steve menjelaskan, ketika dia menyuntik dirinya sendiri, dalam waktu 15 menit biasanya mengalami pembengkakan hebat.
Dia bahkan biasa menyuntikkan dirinya ke titik di mana lengannya akan membengkak besar, dengan satu suntikan di lengan atasnya dan satu di lengan bawahnya.
"Sepertinya Popeye, satu-satunya cara saya bisa mendapatkan dosis yang tepat adalah melalui trial and error," katanya.
Namun, kalaupun dia melakukannya dengan benar, dalam dua detik setelah menyuntik dirinya sendiri, Steve mengatakan bahwa dia merasakan sensasi terbakar yang hebat.
"Ini setara dengan memakan kari pedas yang sangat enak dan menjadi 'ooo itu pedas'."
Selama melakukan hobinya, Steve telah menggunakan racun dari 35 lebih jenis ular yang berbeda termasuk king kobra, mamba hitam, bahkan ular paling berbisa di bumi, dan memiliki bisa favorit.
"(Saya) suka bisa yang membusuk lengan Anda dan memakan kaki Anda. Neurotoksin jauh 'bersih' dan tidak menyebabkan kerusakan jaringan atau menghancurkan sel darah merah."
Bagi Steve, ular derik dan ular berbisa pohon adalah barang koleksi karena racunnya bersifat hemotoksik, artinya mereka menargetkan tubuh dan bukan otak (neurotoksik, yang melumpuhkan otot).
Steve sangat menyadari bahwa hobinya sangat berbahaya, dan memiliki pesan yang sangat jelas kepada siapa pun yang mempertimbangkan melakukan apa yang dia lakukan, dan sebaiknya tidak melakukannya.
"Saya tidak mendorong orang lain untuk melakukan apa yang saya lakukan, saya memiliki lubang dan bekas luka di sekujur tubuh saya dari itu."
“Saya juga tidak pernah menyuntik orang lain, tetapi saya pernah berada di sekitar orang-orang yang melakukannya. Hobi Steve Ludwin kemudian menarik perhatian para profesional medis, dan dia dites beberapa kali oleh Universitas Kopenhagen. Ia juga sangat berharap bisa ular dapat digunakan untuk membuat vaksin Covid-19.
Dilansir dari Tribun Bali, Pakar Gigitan Ular dan Toksikologi, Dr. dr. Tri Maharani, M.Si. Sp.EM, menilai banyak orang keliru dengan mengira racun dari ular masuk ke tubuh manusia melalui pembuluh darah.
Padahal racun itu masuk melalui kelenjar getah bening.
Dia melihat kekeliruan pemahaman tersebut akhirnya menghasilkan banyak mitos atau informasi yang salah mengenai cara memberikan pertolongan pertama yang tepat saat digigit ular.
Misalnya, langsung memijat, mengikat, atau menghisap darah dari area yang tergigit ular.
"Padahal perlakuan tersebut justru memudahkan racun dari ular untuk menyebar ke bagian tubuh lain dan dapat memperburuk kondisi korban," jelas Maha, sapaan akrab Tri Maharini saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/9/2021).
Oleh karena itu, melakukan imobilisasi atau membuat bagian tubuh yang tergigit tidak bergerak sepenuhnya menjadi pertolongan pertama yang paling tepat.
Dengan melakukan imobilisasi, kata Maha, racun yang masuk akan berhenti pada area gigitan saja dan memudahkan fungsi pertahanan tubuh untuk mengeluarkannya secara mikro seperti zat asing lainnya.
Untuk melakukan imobilisasi, bidai atau bilah kayu yang bisa ditemukan di sekitar pasien dapat digunakan untuk mengurangi pergerakan bagian tubuh yang tergigit ular.
Jika gigitan ada di bagian tangan, sling atau gendongan bisa dipakai.
“Setelah mendapat pertolongan pertama, tanpa terkecuali pasien harus segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis,” jelas dia.
GridPop.ID (*)