Find Us On Social Media :

Pergelangan Tangan Diikat Oleh Kekasih Saat Bercinta, Wanita Ini Berakhir Tragis Usai Tubuhnya Digerogoti Bakteri Mematikan, Dokter Ungkap Hal Mengejutkan

By Luvy Octaviani, Kamis, 4 November 2021 | 10:31 WIB

Ilustrasi tangan diikat

GridPop.ID - Setiap orang memiliki gaya tersendiri saat melakukan hubungan intim bersama pasangan.Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai menyakiti satu sama lain.Beberapa waktu lalu, hal mengerikan dialami oleh wanita ini setelah bercinta dengan sang kekasih.Diketahui, pergelangan tangannya diikat oleh sang kekasih selama bercinta.Sang kekaish yang bernama Dean Smith kemudian melihat kejadian aneh yang menimpa pacarnya setelahnya.Wanita ini bernama Katie asal Birmingham, Inggris.Dilansir dari pemberitaan GridPop.ID beberapa waktu silam, Katie merasakan sakit di kedua pergelangan tangannya setelah lama diikat.Katie segera periksa ke rumah sakit akan kondisi pergelangan tangannya.

Dokter awalnya mendiagnosisnya dengan keseleo dan hanya memberinya obat penghilang rasa sakit.

Baca Juga: Bisnisnya Menggurita Hingga Kekayaan Tembus Rp 300 M, Penyanyi Ini Justru Ngaku Minder Bergaul dengan Para Artis Termasuk Ashanty CS, Perkara Gaya Hidup Jadi Sorotan

Namun, kesehatannya berubah dalam semalam saat dia terbangun dengan daging tangannya yang membusuk.Dia tidak bisa bergerak dalam kondisinya saat lengannya hitam dan melepuh.Bukan hanya tangan dan lengannya.Sekujur kaki dan paha katie juga membusuk.Keluarga segera membawanya ke rumah sakit, tapi dia menderita serangan jantung saat berada dalam ambulans dan meninggal.Rupanya Katie terkena bakteri infeksi Nekrosis."Kematian Katie disebabkan oleh Necrotising Fasciitis (nekrosis)," ujar dokter ahli koroner, Emma Brown.Nekrosis adalah bakteri infeksi yang disebut pemakan daging karena bakteri tersebut menghancurkan jaringan sel dan otot di sekitarnya.Keluarga akan mengambil tindakan hukum atas kelalaian dokter yang mendiagnosis Katie yang katanya hanya menderita keseleo.

Baca Juga: Putus dari Kaesang Pangarep, Felicia Tissue Muncul dengan Penampilan Baru yang Semakin Glowing dan Mempesona, Intip Paras Menawannya yang Bikin Pangling

Infeksi Bakteri Pemakan Daging Jadi Epidemi di AustraliaMembayangkan tubuh digerogoti suatu penyakit saja sudah cukup tak menyenangkan. Apalagi jika, penyakit tersebut adalah bakteri pemakan daging. Inilah yang menjadi epidemi di Australia beberapa waktu terakhir. Sebuah laporan yang diterbitkan Senin (16/04/2018) dalam Medical Journal of Australia menandai situasi serangan bakteri pemakan daging yang makin memburuk. Jumlah kasus infeksi bakteri tukak buruli meningkat dari angka 182 di Victoria pada 2016 menjadi 236 kasus pada 2017. Tak hanya itu, kasus infeksi ini juga mulai menyerang kota Melbourne. Dilansir oleh kompas.com, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tukak buruli disebabkan oleh bakteri Mycobacterium ulcerans. Sayangnya, hingga saat ini penularan bakteri tersebut masih belum diketahui.Ini juga menyebabkan alasan meningkatnya kasus di Australia tidak diketahui.

Baca Juga: Horor Banget! Driver Ojol Ini Antar Penumpang Tak Kasat Mata dari Jakarta ke Subang, Ternyata Sudah Meninggal Selama 4 Tahun, Begini Kisahnya yang Bikin Merinding

Meski begitu, hipotesis menyebut bahwa infeksi ini disebarkan oleh nyamuk dan posum (hewan marsupial yang hidup di Australia, Papua Nuigini, dan Sulawesi). "Hipotesis kami adalah bahwa penyakit ini disebarkan posum," ungkap Paul Johnson, seorang ahli Buruli ulcer yang tinggal di Victoria dikutip dari Newsweek, Senin (16/04/2018)."Ini menular dari posum dan mencemari lingkungan lokal melalui kotoran mereka termasuk mencemari nyamuk, dan orang-orang banyak tertular dari gigitan serangga, dan mungkin langsung dari posum," imbuhnya. Sebenarnya, bakteri itu sendiri tidak memakan daging seperti julukannya. Namun, bakteri ini melepaskan racun yang menghancurkan jaringan kulit. Inilah yang menyebabkan luka di tubuh. Apalagi, luka akibat bakteri ini bisa terjadi di bagian tubuh mana saja. Meski, biasanya luka paling ekstrem terjadi bagian bawah atau atas. Perlu diketahui, infeksi bakteri ini paling umum terjadi di daerah beriklim ropis, sub-tropis, dan sedang. Gejala awalnya adalah benjolan tanpa rasa nyeri pada tubuh. Benjolan ini dengan cepat berkembang menjadi sebuah luka. Kondisi ini bisa diobati dengan antibiotik asalkan didiagnosis denga cepat. Jika tak mendapat perawatan yang tepat, infeksi ini bisa menjadi cacat fisik bahkan kelainan bentuk tulang.

Baca Juga: Jenazah Anaknya Hilang, Orang Tua Ini Histeris Temukan Celana Dalam dan Celana Penjang di Dalam Peti Mati Buah HatinyaGridPop.ID (*)