Find Us On Social Media :

Dituding Ambil Untung dari Bisnis PCR, Luhut Bela Diri Ungkap Pengakuan Mengejutkan: Tidak Ada yang Saya Sembunyikan!

By Arif B, Kamis, 4 November 2021 | 19:22 WIB

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

GridPop.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sedang menjadi sorotan.

Bagaimana tidak, ia dituduh mengambil untung dari bisnis PCR atau polymerase chain reaction.

Menanggapi hal ini, Luhut pun buka suara ungkap pengakuan mengejutkan.

Dikatakan Luhut dalam akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, ia mengaku malah menjadi orang yang mendorong penggunaan tes antigen sebagai syarat dokumen perjalanan untuk menggantikan PCR. 

"Pun ketika kasus menurun awal September lalu, saya juga yang meminta agar penggunaan antigen dapat diterapkan di berbagai moda transportasi yang sebelumnya menggunakan PCR sebagai syarat utama," kata Luhut, dikutip dari Kompas.com, Rabu (3/11/2021).

Luhut mengatakan, diberlakukannya PCR sebagai syarat perjalanan beberapa waktu lalu karena pemerintah melihat adanya peningkatan risiko penularan virus corona akibat melonjaknya mobilitas masyarakat di Jawa-Bali.

Hal itu disertai dengan penurunan disiplin warga terhadap protokol kesehatan.

Baca Juga: PPKM Terus Diperpanjang hingga 20 September, Menko Luhut Umumkan Sejumlah Pelonggaran, Salah Satunya Izinkan Bioskop Dibuka Kembali di Wilayah Ini!

Namun demikian, Luhut mengeklaim, dirinya selalu mendorong diturunkannya harga tes PCR.

"Saya juga selalu mendorong agar harga tes PCR bisa diturunkan sehingga terus dapat menjangkau masyarakat yang membutuhkan," ujarnya.

Luhut mengatakan, sejak awal tujuan PT GSI bukan mencari profit bagi pemegang saham meski begitu sebagai kewirausahaan sosial, PT GSI tidak bisa sepenuhnya memberikan tes PCR gratis.

Partisipasi Luhut dalam PT GSI melalui perusahaan yang terafiliasi dengan dirinya, PT Toba Bumi Energi, diklaim sebagai wujud bantuan yang diinisiasi oleh rekan-rekannya dari Grup Indika, Adaro, Northstar dan lainnya.

Mereka sepakat membantu penyediaan fasilitas tes Covid-19 dengan kapasitas besar.

Bantuan melalui perusahaan tersebut, kata Luhut, merupakan upaya keterbukaan yang dilakukan sejak awal.

"Kenapa saya tidak menggunakan nama yayasan? Karena memang bantuan yang tersedia berada dari perusahaan. Dan memang tidak ada yang saya sembunyikan di situ," ucapnya.

Baca Juga: Geger Bupati Banjarnegara Sebut Luhut Pandjaitan 'Menteri Penjahit', Buntutnya Kini Minta Maaf dan Beberkan Alasan Tindakan Sembrononya

Luhut menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada pembagian keuntungan baik dalam bentuk dividen maupun lainnya kepada pemegang saham PT GSI.

Menurut dia, keuntungan PT GSI justru banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis ke masyarakat yang kurang mampu dan tenaga medis, salah satunya di RSDC Wisma Atlet.

Lebih lanjut Luhut mengaku tak terbiasa melaporkan atau menunjukkan segala bentuk perbuatan yang sifatnya donasi seperti ini.

"Namun, saya berkesimpulan harus menjelaskan dengan detail sesuai fatka yang ada dikarenakan ada disinformasi yang efeknya tidak hanya menimbulkan kegaduhan, tetapi juga memunculkan ketakutan bagi mereka yang punya niat tulus dan semangat solidaritas tinggi untuk melihat negeri bangkit dan pulih dari pandemi," kata dia.

Sebagai tambahan informasi seperti yang dikutip dari Tribunnews, nama Luhut disebut dalam temuan majalah Tempo soal pejabat yang terlibat bisnis PCR.

Redaktur Majalah TEMPO, Hussein Abri Dongoran pun membenarkan temuan sejumlah pejabat yang diduga terafiliasi dengan perusahaan penyedia layanan tes PCR.

"Betul, Majalah TEMPO menerbitkan artikel tentang investigasi PCR. Dalam sejumlah temuan kami, perusahaan-perusahaan yang membuka PCR itu ternyata berafisiali atau dipunyai oleh para petinggi, pejabat atau politikus di Indonesia," kata Hussein.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang hingga 16 Agustus 2021, Luhut Tekankan Disiplin Masker: Kita Mungkin Hidup Bertahun-tahun ke Depan dengan Ini

GridPop.ID (*)