"Stimuli yaitu membaca apa yang dia lihat. Misalkan kita sedang mengemudi, kita lihat orang di pinggir jalan, kita langsung antisipasi kalau dia mau menyeberang atau apa, itu tandanya otak terstimuli," ucap Jusri kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
"Atau kita lihat bus sedang menyusul, kita langsung antisipatif, itu tandanya otak terstimuli, sedangkan kalau kita lelah dan kantuk, tidak bisa," kata dia.
Jusri menambahkan, jika mulai merasa tanda-tanda awal ngantuk dan lelah, sebaiknya segera mencari tempat untuk beristirahat.
"Jika sudah terasa ada tanda-tanda letih segara berhenti di tempat aman. Tapi karena itu, otak itu harus distimuli terus. Bisa dengan mendengarkan musik, mengobrol ringan dan melatih tindakan antisipatif di dalam otak kita," tuturnya.
Sebagai informasi tambahan, selain Vanessa dan Febri yang meninggal, tiga orang lainnya juga selamat.
Yaitu dua orang masing-masing asisten rumah tangga (ART) yang bertugas sebagai perawat bayi, dan sopir pribadi dari Vanessa-Febri.
Mereka adalah Tubagus Muhammad Joddy Pramas Setya (24) warga Griya Melati B-1 Bubulak, Bogor, yang menjadi sopir dan mengalami luka ringan.
Sedangkan perawat bayi bernama Siska Lorensa (21) warga Nanggerang RT 04/08 Cililin, Bandung Barat.
Ia mengalami luka berat yakni cedera otak sedang.
Sedangkan anak dari Vanessa Angel adalah balita laki-laki berusia 1,7 tahun berinisial GSY yang juga mengalami luka.