GridPop.ID - Pengalaman yang mungkin tak akan pernah terlupakan dialami oleh pria asal Malaysia bernama Mohd. Faris Zulkarnain dan kawan-kawannya.
Awalnya mereka berniat hati ingin berlibur di Pulau Langkawi, Malaysia, bukannya bikin senang justru bikin kantong 'bolong' saat makan di sebuah warung.
Betapa tidak, ternyata Faris harus membayar seekor ikan yang ia pesan dengan harga Rp 4 juta.
Dikutip Tribun Trends dari laman ohbulan.com pada Sabtu (6/11/2021), Faris dan enam orang lainnya makan ikan bass seberat 7 kg.
Mereka harus membayar sekira 1.196 ringgit untuk ikan, jika dikonversikan dalam rupiah, maka nilainya sekitar Rp 4 jutaan.
Ia dan enam orang lainnya memesan dua ikan sea bass beserta menu lainnya.
Kata Mohd. Faris, salah satu pelayan kembali untuk mengkonfirmasi ukuran ikan.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengubah pesanan menjadi hanya berdasarkan perkiraan ukuran yang ditampilkan.
"Setelah berkeliling beberapa pulau di Langkawi, kami dibawa ke salah satu restoran untuk makan siang, seperti kebiasaan kami untuk memesan menu yang biasa dipesan di toko tomyam mana pun.
Biasanya untuk makan tujuh orang, dua ikan bass sudah cukup, jadi kami memesan dua ikan untuk tujuh orang untuk dimakan bersama dengan menu lainnya.
Kemudian, seorang karyawan datang untuk memberi tahu kami untuk menggandakan konfirmasi ikan yang kami pesan.
Kami bertanya lagi berapa besar ikan itu.
Setelah ditunjukkan ukuran ikan dengan tangannya, kami sepakat untuk mengambil satu saja.
Ukurannya sedikit lebih besar dari sea bass yang biasa kita makan.
Saat sampai di menu yang sudah dipesan, kami kaget ternyata ikan bass disajikan dalam satu piring besar (piring ikan biasa) sebanyak lima piring.
Kami bahkan mengatakan ini bukan untuk tujuh orang, tetapi ini bisa dimakan 30 orang.
Saat itu saya sudah mengantisipasi bahwa harganya mungkin akan mahal.
Saya membayangkan mungkin harganya sekitar RM 700,00 - RM 800,00.
Berdasarkan tagihan yang dibagikan, di antara menu lainnya adalah udang (RM200), cumi-cumi per kilogram (RM120), kepiting (RM87.20), kecap ayam (RM15), kailan (RM27), telur dadar (RM12) dan jus semangka (RM15). RM35).
Benarlah dugaan Faris.
Saat ingin membayar, Faris mengaku kaget melihat jumlah total makanan itu.
"Yang mengejutkan saya, saya melihat tagihannya adalah RM 1852.50 (sekira Rp6 jutaan).
Saya membayar menggunakan kartu kredit. Tetapi ternyata ada tambahan biaya 5%!" ungkapnya.
Ternyata bukan cuma Faris.
Pelanggan lain pun mengalami hal serupa.
"Setelah itu, saya melihat pelanggan di belakang saya juga tampak pasrah.
Dia makan untuk dua orang dan tagihan yang dikenakan adalah RM 755.00 (Rp2,6 juta).
Kemudian saya bertanya kepada Dr Azrul berapa yang mereka bayar untuk makan tadi.
Dr Azrul menginformasikan bahwa ia juga dikenakan biaya RM 800 (Rp2,7 juta) lebih.
Melalui pengalaman ini, Faris mengingatkan pengunjung lainnya untuk lebih berhati-hati agar hal yang sama tidak terulang kembali.
Dalam kasus yang serupa pernah terjadi Sumatera Utara.
Dilansir dari Tribunnews.com, seorang perempuan yang memprotes rumah makan Napinadar Malau di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Ia harus membayar tagihan makan dua ekor ayam napinadar seharga Rp800.000.
Pembeli dan penjual sempat beradu mulut. Namun, penjual bersikukuh bahwa harga tersebut sudah sesuai.
Pasalnya, ia mengatakan harga ayam di pasar sedang mengalami kenaikan, sehingga harga per porsi ayam naik dari Rp25.000 menjadi Rp40.000.
Sang penjual yang bernama Lambok Malau ini juga mengklarifikasi bahwa para pelanggan tersebut memakan dua ekor ayam, dan mereka sama sekali tak menanyakan harga makanan sebelum memesan.
GridPop.ID (*)