Setelah merapikan makam Vanessa dan Bibi, Marissya berpesan pada siapapun warga yang ingin berziarah untuk tertib dan benar-benar berniat mendoakan almarhum dan almarhumah.
Ia menyayangkan jika kedatangan peziarah ke makam Vanessa dan Bibi hanya sekadar untuk berfoto, bukan berdoa.
"Minta tolong banget aku mewakili keluarga, siapapun yang mau ke makam siapapun boleh tapi niatkan kesana mau kirim doa (minimal Alfatihah atau yasin) dan doa-doa terbaik," tulis Marissya.
"Tolong bantu doa yah teman-teman bukan hanya sekedar foto-foto saja," imbuhnya.
Marissya juga berpesan agar peziarah tidak mengotori area makam Vanessa dan Bibi.
Menurut Dosen Departemen Sosiologi FISIP UGM AB Widyanta, apa yang terjadi dengan makam Vanessa dan Bibi sangat erat kaitannya dengan realitas hidup masyarakat digital saat ini.
Dari kaca mata sosiologi, Widyanta melihat ada banyak lapisan aspek sosial yang terjadi, salah satunya pornografi musibah.
Kejadian ini sama seperti selfie bencana yang sudah terjadi beberapa tahun lalu, yakni orang-orang melakukan selfie atau mengambil swafoto di area lokasi bencana, seperti banjir atau sisa aliran lahar gunung berapi, misalnya.