Sebagai anak, Nirina melihat keberadaan Riri sebagai asisten ibunya, telah membantu mengelola keuangan ibunya.
"Jujur kami tidak ada yang menyangka dan tidak ada pemikiran buruk sedikitpun," ucap Nirina.
"Saya datang ke kosan juga ada yang datang, ada yang ngekos," imbuhnya.
Namun ketika ibunya meninggal dunia, Nirina dan saudara-saudaranya mulai mengurus peninggalan-peninggalan ibunya.
Dari situ dia baru mengetahui kecurangan yang dilakukan Riri. Nirina tak menyangka orang-orang yang tinggal di kontrakan ibunya ternyata adalah karyawan-karyawan Riri.
Di mana mereka tinggal di sana tanpa dipungut bayaran. "Kosan itu diisi dengan karyawan dia semua, dibebaskan bayarannya dengan alasan listrik katanya flat rate," kata Nirina.
Begitu juga dengan kontrakan yang ternyata antara uang yang dipungut dengan uang yang disetorkan tidak sama.
"Kontrakan pun juga sama, ke kita ngakunya bayarnya per bulan berapa, ternyata dari orang yang ngontrak, 'enggak kok, lebih tinggi dari itu,'" kata Nirina.
"Dari itu aja udah jelas, listrik segala macam, ya pokoknya banyak pemalsuan di sini lah," imbuhnya.
GridPop.ID (*)