Semua ini membuat produk Siany memiliki daya tarik tersendiri, khususnya bagi beragam pelanggannya yang mencari sabun berbahan organik dan alami, juga pelanggan yang menyukai unsur seni pada sabun Lunaraya.
Tidak lupa akan tanah airnya, Siany berusaha menyelipkan unsur Indonesia dalam produk-produknya, salah satunya melalui bath salt dengan bunga asli, di mana ia memperkenalkan tradisi mandi bunga yang tidak begitu lazim di AS.
Ia pun menamakan produk istimewanya ini Bali Vibes.
“Kenapa pakai nama Bali? Karena ya orang lebih sangat mengenal Bali dan di Bali itu kita ke mana-mana kan ada bunga mawar, ada pakai pandan, ada pakai melati, untuk ritual, untuk apa, sama halnya dengan bagian lain di Indonesia.
Tapi di sini kita bisa kenalin itu untuk mandi bunga, ada mawar, bisa pakai pandan, gitu, enggak sekadar bunga-bunga yang orang di sini udah kenal dan orang lain jual gitu,” kata Siany.
“Dan kalau untuk orang-orang yang pernah ke Bali mereka langsung, ‘oh ini memang baunya Bali,’” tambahnya lagi.
Pelanggan Lunaraya, Karen Argopradipto di Seattle bahkan mengatakan, sabun-sabun karya Siany ini “bikin mandi terasa lebih mewah.”
Setiap minggunya Siany memproduksi hingga 150 produk sabun. Biasanya ia bekerja sampai 12 jam setiap hari.
Kerja kerasnya terbayarkan saat para pelanggan memuji hasil karyanya.
Awalnya, cita-cita Siany sempat kurang didukung oleh keluarga.
Keinginannya dipertanyakan, mengingat betapa melelahkannya bisnis sabun yang digeluti oleh keluarganya ini, khususnya ketika memproduksi sabun dengan cara yang tradisional tanpa menggunakan mesin.
Namun, usaha dan tekad bulat Siany ternyata tidak sia-sia. Rasa lelahnya terbayarkan ketika bertemu pelanggan yang mengapresiasi produk hasil karyanya.