GridPop.ID - Pria ini melakukan tindakan pembunuhan yang menewaskan sang pacar.
Namun, tanpa rasa bersalah, pria ini malah setubuhi mayat pacarnya usai dibunuh.Alasan pria ini lakukan hal keji itu pun sukses membuat emosi.Dilansir dari pemberitaan sosok.id, sakit hati dan dendam, menjadi motif seorang pria berinisial AM (32) membunuh mantan pacarnya AU (31).Kejadian ini terjadi di sebuah ruko Pasar Bonto-bonto, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Kamis (12/3/2020) sekitar pukul 22.00 WITA.AM ditangkap anggota Reserse Mobil (Resmob) Polda Sulsel membunuh mantan pacarnya, SU menggunakan badik.Nahasnya, usai membunuh sang mantan kekasih, AM justru menyetubuhi mayat korban.Sebelumnya, keterlibatan AM dalam kasus ini diketahui ketika pada Jumat (13/3/2020) pukul 06.00 waktu setempat, pengunjung pasar menemukan adanya darah berceceran du depan ruko milik korban.Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulsel Kombes Pol Didik Agung Widjanarko, saat konferensi pers di posko Resmob Polda di Jalan Hertasning, Makassar (13/3/2020) mengatakan, polisi menemukan bukti yang mengarah pada pelaku.
"Setelah olah TKP, tim inafis Polda Sulsel menemukan sidik jari, telapak kaki, dan sperma yang diduga milik pelaku," kata Agung, seperti dikutip Sosok.ID, Senin (16/3/2020).Selain jejak-jejak pelaku, mulanya warga curiga karena AM tidak datang di ruko SU sesaat setelah korban tewas.Pasalnya, selama ini AM diketahui warga selalu mampir di ruko korban.Polisi lantas melakukan penyelidikan menuju rumah pelaku di Kecamatan Ma'rang, Pangkep, yang jaraknya sekitar 15 km dari lokasi kejadian."Pelaku tinggal sekitar 15 km dari rumah korban tapi sebenarnya dia selalu di situ. Makanya orang curiga saat dia tidak ada di situ," kata Agung.AM kemudian mengaku telah membunuh SU dan ditangkap oleh pihak kepolisian.Berdasarkan keterangan pelaku, Agung mengatakan bahwa motif pembunuhan adalah karena sakit hati.AM mengaku sakit hati sebab SU telah memiliki pacar baru yang dianggapnya lebih baik dari dirinya."Dari pemeriksaan saat ini motif pembunuhan ini karena sakit hati, dendam dari si pelaku karena perempuan yang pacarnya sendiri mengaku punya pacar yang lebih bisa dipilih dari si laki-laki (pelaku) itu," ujar Agung.
Karena dikuasai emosi, AM sampai hati melakukan aksi keji itu pada mantan pacarnya.Mirisnya, AM tak merasa bersalah dengan perbuatannya.Usai korbannya meninggal, pelaku justru mengambil kesempatan untuk sengaja menyetubuhi mayat korban.Merasa puas dengan perbuatannya, AM dengan santai berjalan keluar ruko agar warga sekitar tak menaruh curiga.Agung mengatakan bahwa AM telah merencanakan aksi pembunuhannya.Polisi pun mengungkapkan fakta mengejutkan soal rencana pelaku selanjutnya usai membunuh sang kekasih.Ternyata selain membunuh SU, pelaku juga berencana membunuh pacar korban.Menurut Agung, sebelum melancarkan aksinya, pelaku telah memaksa korban untuk berhubungan intim, namun korban menolak dan melakukan perlawanan.Hal itulah yang menjadi alasan pelaku nekat menyetubuhi mayat wanita yang dulunya pernah ia lamar."Memang sengaja mau menghabisi korban karena rasa marah yang dia miliki," katanya.Sementara atas perbuatannya, pelaku bakal dikenai Pasal 340 KUHP dan Pasal 338 KUHP.
"Untuk saat ini kita akan arahkan untuk penerapan Pasalnya 340 KUHP karena memang sudah merencanakan dan kami juncto kan Pasal 338 KUHP," tandas Agung.Sebagai tambahan yang melansir dari laman kompas.com, Ketua Departemen Kriminologi Universitas Indonesia (UI), Iqrak Sulhin menyebutkan terjadinya kasus pembunuhan juga biasanya diikuti oleh beberapa faktor.Seperti terjadinya masalah dalam hubungan interpersonal antara pelaku dengan korban. "Masalah interpersonal seperti adanya dendam, sakit hati, atau sengketa. Ini pula yang menjadi dasar bahwa pelaku adalah orang yang dikenal korban," ujar Iqrak. Iqrak juga mengungkapkan bahwa jarang sekali, bahkan nyaris tidak pernah ada kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh orang asing. Menurut Iqrak, pembunuhan terjadi karena hilangnya mekanisme sosial yang memberi ruang bagi perbincangan hangat antar-manusia. "Karena ciri khas manusia adalah berinteraksi, sebagai makhluk sosial, sehingga bisa saja ada masalah di dalam interaksi tersebut yang berujung pada terjadinya kekerasan," ujar Iqrak. Dalam pengamatan Iqrak, yang terjadi saat ini adalah interaksi cenderung terjadi secara formalistik, hanya dalam bentuk interaksi saling sapa saja dengan tetangga, atau perintah dari atasan. Yang mana interaksi formalitas tidak memberi ruang bagi penyelesaian masalah.
Baca Juga: Kadung Ajak Nikah hingga Jor-joran Beri Uang, TKI di Korsel Ini Ketipu Pacar Online yang Dikenal Via Facebook, Ternyata Paras Asli si Wanita Bak Nenek-nenekGridPop.ID (*)