GridPop.ID - Benarkah orang yang hobi marah dapat terkena hipertensi alias darah tinggi?
Tak jarang orang yang gemar marah akan dikaitkan dengan penyakit hipertensi.
Hipertensi adalah kondisi ketika darah mengalir melalui pembuluh darah dengan kekuatan lebih dari yang dianggap normal atau sehat.
Dilansir dari Tribun Health, Dokter, Filsuf, dan Ahli Gizi Komunitas, dr. Tan Shot Yen memberi penjelasan langsung soal kaitan marah dengan hipertensi.
Menurut dr. Tan, keduanya memang memiliki hubungan yang diagonal.
Dengan artian memang kedua hal tersebut bisa saling berhubungan.
"Apakah karena dia hipertensi jadi tukang marah, atau karena marah-marah kemudian jadi hipertensi?"
"Well, bisa dua-duanya," tegas dr. Tan dikutip TribunHealth.com.
Dua tipe marah
Lebih lanjut, dr. Tan menerangkan bahwa ada dua tipe marah.
Tipe marah tersebut antara lain ada yang eksplosif dan tidak eksplosif.
"Pasif-agresif nih yang ngeri."
"Marah itu ada yang namanya mikul dhuwur mendhem jero (dipikul tinggi, dipendam hingga dalam). Dipendam."
Keduanya berpeluang dapat memicu hipertensi.
Sebab, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol dan adrenalin.
Hormon inilah yang kemudian memicu detak jantung menjadi naik.
"Bayangkan kalau ini menjadi kebiasaan," kata dr. Tan.
Kemudian dr. Tan turut menjelaskan soal stres.
Menurutnya, stres adalah kondisi ketika apa yang diharapkan berbeda dari apa yang terjadi.
Padahal seorang individu tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mengubah.
"Nah problemnya kenapa orang stres, karena dia selalu ingin mengubah orang lain."
"Padahal mengubah orang lain itu hak perogratifnya Gusti Alloh," tegasnya.
"Yang bisa anda ubah siapa? Dirimu sendiri."
Sementara itu dilansir dari Medical News Today via Kompas Health, hipertensi dapat menimbulkan sejumlah efek bagi tubuh.
Efek hipertensi bagi tubuh adalah:
- Mengganggu kelancaran sistem sirkulasi
- Menganggu sistem saraf
- Melemahkan sistem kerangka
- Memengaruhi sistem pernapasan
- Mengganggu sistem reproduksi
- Menganggu sistem saluran kencing
GridPop.ID (*)