Find Us On Social Media :

Klitih Trending di Twitter, LPA Yogyakarta Ungkap Penyebab Remaja Nekat Lakukan Aksi Kejahatan di Jalanan hingga Langkah Penanganan yang Tepat

By Lina Sofia, Rabu, 29 Desember 2021 | 15:02 WIB

Ilustrasi klitih. kronologi tiga pemotor dibacok pelaku aksi kllitih di Yogyakarta.

GridPop.ID - Aksi kejahatan di jalanan tanpa motif jelas atau dikenal klitih di Yogyakarta telah membuat resah masyarakat.

Bahkan klitih di Yogyakarta sempat ramai diperbincangkan di media sosial Twitter dengan tagar #SriSultanYogyaDaruratKlithih.

Terkait klitih ini, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengungkapkan penyebabnya.

Dilansir dari Kompas.com, pelaku melakukan klitih di jalanan salah satunya adalah tidak nyaman saat berada di keluarga.

"Sekarang ini banyak geng, mereka merasa lebih nyaman karena mungkin di dalam keluarga kurang mendapatkan perhatian. Setelah masuk geng mereka merasa diterima, remaja juga butuh pengakuan dari lingkungan," kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) DIY Sari Murti, ditemui di kompleks kepatihan, Selasa (28/12/2021).

LPA DIY juga telah melakukan pendataan.

Dari hasil pendataan, ditemukan bahwa sebagian besar pelaku klitih masih berusia belia yakni rentan usia 15 hingga 17 tahun.

Menurut dia, dalam melakukan pendekatan kepada anak-anak yang terlibat kejahatan jalanan dibutuhkan teknik khusus, tidak bisa hanya dengan ceramah belaka.

Baca Juga: Hadiri Gala Premiere Film 'Losmen Bu Broto' di Yogyakarta, Maudy Koesnaedi Akui Deg-degan Disaksikan Langsung Sri Sultan Hamengkubuwono X hingga Sempat Lakukan Ini untuk Lihat Reaksinya 

"Kalau hanya ceramah masuk telinga kiri keluar telinga kanan," ucap dia.

Lebih lanjut, Sari menjelaskan, bentuk kenakalan remaja bermacam-macam.

Klitih adalah salah satunya dan mengarah ke kriminal karena melukai orang lain bahkan bisa mengancam nyawa orang lain.

"Ada juga kenakalan remaja yang iseng, kalau iseng perlakuan tidak semua ke ranah hukum. Perlu pembinaan secara khusus, misalnya dimasukkan ke panti jompo sentuh hatinya dengan merawat lansia," katanya.

Sari Murti menambahkan butuh tempat khusus bagi anak-anak pelaku klitih yang mendapatkan diversi, karena saat pelaku mendapatkan diversi pelaku dikembalikan ke orangtua masing-masing.

"Itukan kembali ke keluarga atau LPKS, itukan harus ada yang nampani (menerima). Orangtuanya disiapkan, kalau orangtua nggak siap nanti baleni meneh (ulang kembali)," kata dia.

Ia berharap kepada Pemerintah DIY agar dalam melakukan penanganan klitih tidak terjadi tumpang tindih.

Terlebih saat ini setiap organisasi perangkat daerah (OPD) memiliki tupoksi yang sama.

Lebih lanjut, Sari Murti menambahkan, yang terpenting adalah mensinergikan setiap program OPD. Sehingga, kebersamaan dalam melakukan penanganan klitih ini dapat lebih optimal.

"Harus lebih matang dulu konsepnya, jangan tumpang tindih antar OPD. Juga butuh pemetaan kenakalan remaja ini seperti apa," kata dia.

Dilansir dari Tribun Jogja, pada Senin (27/12/2021) malam tepatnya di sekitaran XT Square, Jalan Veteran, Umbulharjo, Kota Yogyakarta muncul gerombolan remaja tak dikenal membawa sajam jenis parang.

Baca Juga: Merapi Kembali Semburkan Awan Panas hingga Abu Vulkanik Tutup Beberapa Daerah, Sri Sultan Hamengku Buwono X Buka Suara Beri Tanggapan Ini 

Seorang warga yang menyaksikan, Nova Ardiyanto mengatakan, para gerombolan itu mengendarai sepeda motor.

Dia menyebut peristiwa itu terjadi pada Senin malam sekitar pukul 22.20 WIB.

Ada empat orang berboncengan menggunakan dua sepeda motor dan salah satu dari mereka membawa sajam.

"Dari arah Giwangan ke arah Jalan Pramuka, melintas XT Square, kebetulan saya sedang makan dan dua motor ini melintas di depan saya sambil berteriak," ujar Nova, Selasa (28/12/2021).

Ia menjelaskan, kondisi Jalan Veteran yang ada di sekitar XT Square malam itu sedang sepi.

Merasa khawatir dengan keselamatannya, ia dan warga sekitar memilih masuk ke dalam toko untuk menghindari pengendara tersebut.

Nova tak mengingat jelas nomor polisi kendaraan yang dikemudikan terduga klitih itu.

Namun yang pasti, keduanya menggunakan motor jenis matik sembari meracau tidak jelas.

Nova memastikan warga sekitar Jalan Veteran tidak ada yang menjadi korban atau sasaran terduga klitih saat itu.

Meski demikian, pihaknya berharap maraknya pengendara motor dengan membawa sajam itu bisa menjadi perhatian pihak berwajib.

Baca Juga: Pernikahannya Digelar Pesta Rakyat dengan Ratusan Angkringan di Malioboro, Kini Viral Potret Putri Raja Yogyakarta yang Pilih Naik Becak Dibanding Mobil Pribadi hingga Panen Pujian!

GridPop.ID (*)