Kendati demikian, dokter masih perlu memantau kondisi Bennet selama berminggu-minggu guna melihat apakah transplantasi tersebut berhasil.
Lebih lanjut, dokter yang menanganni Bennet mengaku akan terus memantau untuk menemukan masalah sistem kekebalan atau komplikasi lainnya.
Sementara dikutip dari New York Times via Kompas.com, ahli bedah Bartley P Griffith yang menangani Bennet berujar, donor jantung dari manusia yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi daftar penerima potensial lainnya.
"Kami melanjutkan dengan hati-hati, tetapi kami juga optimistis operasi pertama di dunia ini akan memberikan pilihan baru yang penting bagi pasien di masa depan," ungkapnya.
Profesor Bioetika Universitas New York Art Caplan mengaku sedikit khawatir ketika mendengar berita tentang transplantasi tersebut.
"Saya berharap mereka memiliki data untuk mendukung percobaan ini sekarang berdasarkan penelitian pada hewan mereka," tuturnya.
Dilansir dari Tribun Solo, Caplan mengatakan AS saat ini memiliki kekurangan organ untuk transplantasi.
Tapi, ia percaya rekayasa organ-organ hewan adalah solusi yang baik.
"Pertanyaannya adalah, bisakah kita sampai di sana dengan bahaya minimal bagi sukarelawan pertama?" tanyanya.
Ia tak mau menilai terlalu dini untuk mengatakan transplantasi jantung Bennett sukses karena predikat ini akan datang jika pria itu memiliki kualitas hidup yang baik selama berbulan-bulan.
"Apa pun hasilnya, penting bagi para peneliti untuk mempelajari sesuatu yang dapat diterapkan pada transplantasi pada masa depan," sambungnya.
GridPop.ID (*)