GridPop.ID - Mungkin sebagian dari Anda tidak familiar dengan genjer.
Ya, genjer merupakan sayuran hijau yang biasanya banyak tumbuh di sawah.
Namun, tumbuhnya genjer di sana ternyata tidak menganggu pertumbuhan tanaman padi, lho.
Siapa sangka, sayuran yang satu ini ternyata punya sejarah yang cukup panjang.
Dilansir dari Kompas.com, sayur genjer yang memiliki nama latin Limnocharis flava sejak dulu telah menjadi sayur primadona ‘wong cilik’ khususnya di zaman penjajahan Jepang.
Pakar kuliner Fadly Rahman mengatakan, sayur genjer sejak dulu dikonsumsi oleh rakyat di pedesaan Jawa dan Sumatera untuk menu makan sehari-hari.
Sayur genjer terkenal dengan rasa pahitnya yang khas.
Namun rasa pahit itu tak menghalangi sayur genjer untuk tetap jadi makanan idola di kalangan ‘wong cilik’ zaman penjajahan.
Mengutip dari situs Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, tanaman genjer bisa hidup selama satu tahun.
Daun genjer lebar, dilapisi lilin, dan berwarna hijau. Sedangkan tangkai genjer panjang dan berlubang yang umumnya dimasak menjadi tumisan, pecel, gado-gado, atau lalapan.
Genjer sendiri mengandung serat tinggi, protein, kalsium, fosfor, zat besi.