Find Us On Social Media :

Digelar Secara Darurat, Momen Soeharto Saat Nikahi Ibu Tien Terungkap, Hanya Diterangi Beberapa Lilin Redup hingga Tak Rasakan Malam Pertama karena Khawatir Serangan Belanda

By Lina Sofia, Sabtu, 29 Januari 2022 | 16:01 WIB

Soeharto dan Ibu Tien

GridPop.ID - Tepat pada 27 Januari 2008 Soeharto meninggal dunia, kini terhitung sudah 14 tahun Indonesia kehilangan sosok presiden yang dijuluki bapak pembangunan ini.

Semasa hidupnya, salah satu yang paling dikenang dari Soeharto ialah kisah cintanya dengan sang istri, Siti Hartinah alias Ibu Tien.

Kisah cinta mantan Presiden RI kedua Soehato dan Siti Hartinah alias Ibu Tien ini menarik untuk ditelusuri lebih dalam

Dilansir dari Kompas.com, kisah itu berangkat dari perjodohan keluarga Soeharto, bibinya, Prawiro merasa gelisah karena keponakannya yang berusia 26 tahun itu belum juga memiliki istri.

Pria kelahiran Bantul, Yogyakarta, 8 Juni 1921 itu pun langsung menjawab bahwa dia masih ingin melanjutkan perjuangan di militer.

Kala itu memang karier Soeharto di militer sedang cemerlang. Mendengar jawaban Soeharto, sang bibi protes.

Menurut dia, pernikahan tidak perlu terhalang oleh perjuangan. Prawiro lantas menyebutkan sebuah nama untuk dijodohkan dengan Soeharto.

"Kamu masih ingat kepada Siti Hartinah, teman sekelas adikmu, Sulardi, waktu di Wonogiri?" tanya sang bibi seperti dikisahkan pada buku "Falsafah Cinta Sejati Ibu Tien dan Pak Harto".

Soeharto pun mengiyakan. Namun, ia tak yakin Hartinah dan keluarganya mau menerima dia.

Baca Juga: 32 Tahun Kakeknya Jadi Petinggi di Indonesia, Inilah Deretan Cucu Soeharto yang Bakal Jadi Penerus Keluarga Cendana, Punya Pesona Memikat hingga Miliki Prestasi Cemerlang

"Tetapi bagaimana bisa? Apa dia akan mau? Apa orang tuanya memberikan? Mereka orang ningrat. Ayahnya, Wedana, pegawai Mangkunegaran," jawab Soeharto ragu-ragu.

Keraguan itu langsung ditepis Prawiro, ia mengatakan mengenal keluarga Hartinah dan akan menjodohkan Soeharto dengan putri dari RM Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmati Hatmohoedojo itu.

Resepsi dilakuan pada malam harinya. Sederhana saja, hanya diterangi lampu dan beberapa lilin yang redup.

Malam pertama Soeharto dan Hartinah pun dibatasi dengan jam malam karena khawatir akan serangan Belanda sehingga tak ada bulan madu bagi Soeharto dan Hartinah.

Sebab, tiga hari setelah pernikahan, mantan Panglima Kostrad itu harus kembali ke Yogyakarta untuk berdinas.

Dia memboyong sang istri. Mereka pun tinggal di Jalan Merbabu Nomor 2, Yogyakarta.

Seminggu setelah itu, Soeharto harus meninggalkan sang istri karena ditugaskan ke Ambarawa untuk menghadapi serangan Belanda dari Semarang.

Meski berat, Soeharto mau tak mau harus meninggalkan istri tercintanya untuk mengemban tugas negara, bahkan selama tiga bulan.

Sebagai istri prajurit, Ibu Tien harus terbiasa hidup mandiri, meski jarak kerap memisahkan keduanya, kasih Soeharto kepada istrinya begitu besar.

Baca Juga: Bukan Lagi Bagian Keluarga Cendana Sejak 15 Tahun Lalu, Tata Cahyani Kini Gandeng Sosok Pria Tak Sembarangan Usai Cerai Dari Tommy Soeharto, Intip Potret Mesranya Bareng Pacar

Hal ini salah satunya terlihat ketika Soeharto tampil membela proyek pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang digagas Tien.

Sebagaimana diketahui, pembanggunan TMII kala itu banyak diprotes karena dianggap tak bermanfaat dan mubazir.

Setelah sepuh, Soeharto dan Tien sering menghabiskan waktu di TMII hingga maut memisahkan mereka.

Pada 28 April 1996, Ibu Tien meninggal dunia. Soeharto pun larut dalam kesedihan yang mendalam.

Untuk melepas rindu dengan belahan jiwanya, Soeharto kerap meminta anak-anaknya untuk mengantar dia ke TMII.

Di sana, Soeharto hanya duduk terdiam dan memegang tongkat jalannya.

Sebuah video pendek momen di kehiudupan Presiden Soeharto dibagikan anak sulungnya, Mbak Tutut.

Dilansir Tribun Jabar dalam video itu, Soeharto bicara soal agama yang menjadi pondasi penting dalam pembangunan karakter bangsa Indonesia.

Soeharto yang saat itu tengah membangun Indonesia, mengingatkan kepada anak-anak Indonesia untuk mempersiapkan diri sebagai penerus bangsa.

Baca Juga: Sempat Disembunyikan, Ini Dia Potret Lucu Vienna, Anak Panji Trihatmodjo dan Bule Italia yang Sukses Curi Perhatian, Salah Satu Pewaris Trah Keluarga Cendana

Maka anak-anak Indonesia harus tumbuh dengan watak atau kepribadian yang baik.

Kata Soeharto, Agama menjadi penting dipelajari karena bisa memperkuat watak.

Dalam video itu terlihat ada Ibu Tien Soeharto yang terlihat sangat bahagia. Bahkan iktu tertawa ketika ada momen lucu saat Soeharto berdialog dengan pelajar.

“Agama itu bisa memperkuat dari pembentukan watak tadi, karena agama pula menganjurkan melakukan perbuatan baik,” ujar Soeharto dalam video yang dibagikan Mbak Tutut.

Mbak Tutut membagikan video ayahnya bertepatan di tanggal wafatnya Soeharto, 27 Januari.

Presiden yang dijuluki sebagai Bapak Pembangunan dan dikenal sebagai Presiden Orde Baru itu wafat pada 27 Januari 2008 silam.

Artinya tepat 14 tahun Soeharto wafat dan meninggalkan banyak kenangan dan inspirasi.

GridPop.ID (*)